Ilustrasi sifat dengki (sumber: istimewa) |
Hukum Perbuatan Dengki dan Kikir - Dunia globalisasi merupakan hal yang sudah tak asing lagi buat kita semua. Dunia globalisasi telah masuk kesemua Negara tak heran globalisasi membawa hal yang baik dan buruknya. Globalisasi juga telah berkembang merambat kehidupan keagamaan remaja saat ini .
Pada berkembangnya globalisasi zaman saat ini remaja memiliki sifat dengki dan kikir . orang yang dengki adalah orang yang tidak senang kepada orang lain yang tidak berdosa dan kikir terhadap sesuatu yang tidak dimiliki. Oleh karena itu terdapat ungkapan, jangan mengharap cinta kasih kepada orang yang mendengkimu. Dia tidak akan menmerima uluran baikmu.
Pada berkembangnya globalisasi zaman saat ini remaja memiliki sifat dengki dan kikir . orang yang dengki adalah orang yang tidak senang kepada orang lain yang tidak berdosa dan kikir terhadap sesuatu yang tidak dimiliki. Oleh karena itu terdapat ungkapan, jangan mengharap cinta kasih kepada orang yang mendengkimu. Dia tidak akan menmerima uluran baikmu.
Artikel terkait: Nama-nama lain Al-Quran
Menurut sebagian ulama bahwa orang yang selalu dengki adalah orang yang selalu ingkar karena tidak rela kepada orang lain yang mendapatkan kenikmatan. Menurut yang lain, orang yang dengki tidak akan dapat dihitamkan (dihilangkan). Menurut sebagian ulama, kata dengki dikutip dari firman Allah Ta’ala,
“Katakanlah sesungguhnya yang diharamkan oleh Tuhanmu hanya segala yang keji, baik yang lahir maupun yang bathin”(QS Al A’raf: 33)
Di dalam sebagian hadis dijelaskan, di langit yang ke lima terdapat malaikat. Perbuatan setiap orang akan melewatinya. Malaikat itu bersinar seperti sinarya matahari. Dia mengatakan,
“Berhentilah, saya adalaah malaikat yang menjaga perbuatan dengki. Oleh karena itu pukulkanlah kepada pemiliknya karena dia adalah orang yang dengki”.
Mu’awiyah bin Abu Sufyan mengatakan,
“Saya akan merelakan setiap orang kecuali orang yang dengki. Dia tidak akan rela sebelum kenikmatan orang lain hilang”.
1. Pengertian
1.a. penertian dengki (hasud)
Dengki adalah sifat yang dimiliki oleh seseorang yang menginginkan hilangnya kesenangan yang dimiliki oleh orang lain dan berusaha memindahkan kepada dirinya .
Firman Allah S.W.T.
“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan”30 .
Di dalam al-Qur’an hasud disebutkan di dalam surat, al-Baqarah ayat 109
“Hasad cuma akan mendatangkan permusuhan dan kebencian serta bermegah dan berbangga diri. Karena inilah suatu kelompok, organisasi sulit berkembang untuk menggapai kesuksesan”(al-Baqarah ayat 109 ).
Firman Allah S.W.T. :
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaan-Nya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.”
Dinamika jiwa manusia selalu mengalami perebutan yang terus menerus terjadi antara kecenderungan rabbani dengan kecenderungan syaitani. Sehingga Nabi Muhammad SAW mengatakan sebagai jihad yangpaling besar. Struktur jiwa manusia terbagi menjadi tiga unsur pokok yakni akal (‘aql), diri (self/ruh), dan nafsu (nafs).Dengan akal dimungkinkan manusia mampu menangkap makna penting dari (tanda-tanda) Tuhan, sifat-sifat Tuhan, dan kebesaran Tuhan di seluruh alam semesta. Akal merupakan dimensi bercahaya dalam diri manusia sehingga akal dianalogkan sebagai cahaya. Akal mampu untuk melihat apa yang tersembunyi, dan mengungkapkan apa yang tidak tersembunyi. Dengan akal manusia mampu mempertimbangkan segala sesuatu, sehingga manusia mampu memahami petunjuk Allah.
1.b. Pengertian kikir (bakhil)
Kikir atau dalam bahasa arab disebut bakhil adalah tiadanya kehendak untuk membagi sebagian (kecil) harta seseorang dengan kalangan yang kurang beruntung secara materi yang umum disebut sebagi fakir miskin.
Sementara definisi orang kikir adalah orang yang tidak mau menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah zakat, terutama zakat harta, kepada orang yang berhak menerimanya (QS At Taubah 9:60)
Timbulnya sikap kikir pada umumnya dikarenakan adanya anggapan bahwa kita berhak seutuhnya atas harta yang kita dapatkan dari hasil jerih payah kita sendiri . anggapan seperti itu tidak sepenuhnya salah, kendati tidak sepenuhnya tepat. Sebab, dalam realitas hidup manusia memiliki kemampuan otak, fisik dan kesempatan yang tidak sama . ada yang lemah, ada yang kuat, ada yang bodoh, ada yan jenius (QS An Nisa’ 4:34) .
Kikir bukanlah karakter seorang mukmin. Karena dengan menyimpan dua sifat tersebut seakan-akan ada keraguan akan kemaha luasan Allah, kehendak takdirnya dan keyakinan akan pembalasan hari pembalasan hampir luntur. Sebagaimana hikmah munasabah antara dua ayat yang mengkaitkan memberi dengan ketakwaan pada surat al Lail :
5 – 6 فأما من أعطى واتقى وصدق بالحسنى فسنيسره لليسرى
Artinya : Adapun orang yang memberikan (hartanya dijalan Allah) dan bertakwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.
Dan surat Al Lail : 8 – 9 yang mengkaitkan kebakhilan dengan ingkardan kedustaan :
وأما من بخل واستغنى وكذب بالحسنى فسنيسره للعسرى ومايغني عنه ماله إذا تردى
Artinya :Dan adapun orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.
2. Bahaya sifat dengki
Dengki merupakan salah satu sifat tercela yang dibenci oleh Allah SWT. Perkara dengki telah tercantum dalam nash-nash Al-Qur’an dan Sunnah dengan berbagai dalil yang qath’iy ats-tsubuut (dalil yang penetapan nashnya mutawatir ).
Muawiyyah RA berkata,
“Kejahatan yang paling berbahaya adalah dengki, karena orang yang mendengki dapat membunuh, walaupun kedengkiannya tersebut belum mengenai orang yang didengkinya.” (Kitab Tabri’at Adz-Dzimmah Tahzir Al Ummat min Al Hasad).
Ketika menyikapi fenomena dengki, manusia cenderung memiliki dua klasifikasi sikap, yakni antisipasi secara berlebihan, atau sikap masa bodoh. Kedua sikap ini akan membedakan tingkat pengaruh dengki terhadap diri mereka. Orang yang bereaksi terlalu berlebihan akan menimbulkan sikap terlalu menyembunyikan segala nikmat yang dimilikinya, atau lebih suka menampakkan penderitaan dirinya lantaran khawatir mendapat fitnah dari orang yang suka memuji, fitnah terhadap akal atau tubuhnya, atau bagi kebaikan anaknya.
Artikel terkait: Kedudukan Qoul dan Manhaj dalam Aswaja
Kondisi ini dapat memperburuk kehidupan mereka, karena mereka menggunakan berbagai media untuk mengantisipasi tekanan dari para pendengkinya. Kehidupan mereka pun akan selalu dikelilingi oleh rasa was-was dan ketakutan. Sedangkan orang yang bersikap masa bodoh dengan dengki akan mengingkari dengki dan hal-hal yang telah ditetapkan oleh Al-Qur’an dan Sunnah, mencela orang yang menghindari perkara ini dan menisbatkan mereka sebagai orang yang telah mengikuti perkembangan zaman.
Fenomena dengki atau hasad sudah menjadi bagian dari fenomena umum. Hal ini terjadi karena adanya kecenderungan manusia menyombongkan diri atas sesamanya. Ketika seseorang melihat orang lain memiliki sesuatu yang tidak dimilikinya, maka sifat hasad akan muncul. Hasad adalah perbuatan tercela, baik yang dilakukan di dalam hati maupun yang dilakukan dengan ucapan atau sikap.
Dengki merupakan fenomena nyata yang memiliki pengaruh secara signifikan. Modusnya adalah reaksi psikologis negatif seorang pendengki ketika melihat korban kedengkiannya, yang membuat pendengki melakukan hal-hal yang membahayakan korban, baik dalam kondisi keberadaan korban maupun ketidakberadaannya. Implementasi dengki dapat benar-benar terwujud jika di dalam diri seseorang ada sebuah rencana dengan modus-modus dan unsur-unsur dasar kejahatan yang dapat membahayakan korban, baik lisan maupun perbuatan.
Al Alusi menyebutkan, “Andai seorang pendengki menyikapi dengkinya secara emosional kepada korban kedengkiannya, maka dia cenderung manggunakan cara-cara yang buruk. Bentuk sikap emosional dengki ini bervariasi, tergantung kekuatan psikologi pelaku yang kadang dapat mencapai tingkat distruktif.
Pendengki diibaratkan seperti api, apabila ia tidak mendapat sesuatu yang dapat dimakannya maka ia akan melahap sesamanya. Dengan kata lain orang yang sudah dipenuhi rasa dengki akan melakukan apapun demi kehancuran orang yang didengkinya, bahkan ia tidak segan-segan membunuh demi mewujudkan hal tersebut. Oleh sebab itu, kita harus menjaga eksistensi kemuliaan jiwa dan ketulusan cinta, tidak tersiksa hati dan jiwa. Kita harus menjauhkan diri dari sifat dengki dan para pendengki.
Beberapa hal seputar hasad yang perlu diingat adalah:
Pertama, hasad adalah implikasi dari dendam. Dengan kata lain orang yang dengki adalah bentuk dari dendam seseorang terhadap keberhasilan kita. Orang yang hasad tidak akan senang terhadap keberhasilan seseorang, bahkan ia akan secara terang-terangan akan menjatuhkan orang tersebut dari keberhasilannya.
Kedua, substansi hasad adalah kebencian terhadap nikmat dan ketidakpuasan terhadap ketetapan pemberian keutamaan dari Allah kepada beberapa hamba yang melebihi lainnya. Artinya orang yang hasad ialah orang yang tidak mau bersyukur terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah kepadanya dan ia mengingkari nikmat tersebut. Ia selalu merasa kekurangan dan selalu ingin lebih dari orang lain, bahkan ia sangat tidak suka kalau ia lebih rendah dari orang lain.
Ketiga, melacak faktor-faktor timbulnya sikap hasad. Hasad yang tercela memiliki banyak pintu dan faktor-faktor yang beragam, seperti yang dikemukakan oleh Al-Ghazali, yaitu rasa permusuhan dan kebencian, rasa memiliki kedudukan yang tinggi, sombong, ujub, rasa takut akan hilangnya tujuan-tujuan yang ingin dicapainya, senang menjadi pemimpin, dan kejelekan serta kerakusan jiwa. Itulah beberapa faktor yang menyebabkan tumbuhnya rasa dengki atau hasad dalam diri seseorang.
3. Bahaya sifat kikir
bakhîl, yakni keadaan diri seseorang yang didominasi oleh sifat kikir. Sifat dan karakteristik kebakhilan ini menjadikan diri seseorang hanya bisa menerima, tetapi tidak bisa menyalurkan sehingga dirinya seperti saluran air yang tersumbat. Akibatnya tidak ada air yang mengalir ke dalam pipa yang tersumbat; dan lama kelamaan kadar air dalam pipa tersumbat itu berkurang. “ Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) ditengah-tengah antara yang demikian.” (QS Al Furqan (17): 67). Rasulullah SAW bersabda, yang artinya : “Manusia yang paling jelek adalah yang bersifat kikir dan pengecut” (HR. Ahmad dan Abu Daud). Allah SWT memaparkan dalam QS..70 Al Maarij 19-20 tentang tiga sifat tercela yang sering melekat pada manusia yaitu keluh kesah, frustasi dan kikir.
Sabda Rasul Saw.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : السَّخِىُّ قَرِيْبٌ مِّنَ اللهِ قَرِيْبٌ مِّنَ النَّاسِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْجَنَّةِ بَعِيْدٌ مِّنَ النَّارِ وَالْبَخِيْلُ بَعِيْدٌ مِّنَ اللهِ بَعِيْدٌ مِّنَ النَّاسِ بَعِيْدٌ مِّنَ الْجَنَّةِ قَرِيْبٌ مِّنَ النَّارِ وَالْجَاهِلُ السَّخِىُّ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِّنْ عَابِدٍ بَخِيْلٍ { رواه التّرمذى } .
“ Rasulullah Saw. bersabda: “Orang yang pemurah itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekah dengan syurga, dan jauh dari neraka. Dan orang yang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari syurga, dan dekat dengan neraka. Orang yang jahil (bodoh) tapi pemurah, itu lebih dicintai Allah daripada ahli ibadah tapi bakhil” . (HR. Turmudzi).
Ciri-ciri sifat kikir:
- Enggan menolong orang yang lemah
- Malas mengeluarkan infak dan zakat karena takut jatuh miskin.
- Tidak bersyukur , apabila mendapatkan kebaikan seperti nikmat kesehatan, harta kekayaan, atau posisi dan kedudukan ia menjadi kikir, lupa daratan, dan tidak mensyukuri nikmat Allah SWT serta ingkar kekuasaan Allah. Harta yang kita genggam itu hanyalah titipan Allah SWT.
Ada sebuah do’a sederhana yang jaami’ (singkat dan syarat makna) yang sudah sepatutnya kita menghafalkannya karena amat bermanfaat. Do’a ini berisi permintaan agar kita terhindar dari penyakit hati yaitu ‘syuh’ (pelit lagi tamak) yang merupakan penyakit yang amat berbahaya. Penyakit tersebut membuat kita tidak pernah puas dengan pemberian dan nikmat Allah Ta’ala, dan dapat mengantarkan pada kerusakan lainnya. Do’a ini kami ambil dari buku “Ad Du’aa’ min Al Kitab wa As Sunnah” yang disusun oleh Syaikh Dr. Sa’id bin Wahf Al Qahthani hafizhahullah.
Artikel terkait: Isro' Mi'roj
Artikel terkait: Isro' Mi'roj
Do’a tersebut adalah,
اللَّهُمَّ قِنِي شُحَّ نَفْسِي وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُفْلِحِينَ
/Allahumma qinii syuhha nafsii, waj’alnii minal muflihiin/
“Ya Allah, hilangkanlah dariku sifat pelit (lagi tamak), dan jadikanlah aku orang-orang yang beruntung”
“Ya Allah, hilangkanlah dariku sifat pelit (lagi tamak), dan jadikanlah aku orang-orang yang beruntung”
Kesimpulan
Dengki adalah sifat yang dimiliki oleh seseorang yang menginginkan hilangnya kesenangan yang dimiliki oleh orang lain dan berusaha memindahkan kepada dirinya.
Di bawah tekanan dan kerasnya kebutuhan hidup terkadang akan lahir perasaan iri dalam diri orang-orang miskin ketika ia melihat kenikmatan yang dirasakan orang lain sembari berharap kenikmatan tersebut akan hilang dari mereka. Ketika perasaan ini terwujudkan dalam perbuatan untuk menghilangkan nikmat tersebut dari orang lain, maka inilah yang dinamakan dengan dengki.
Timbulnya sikap kikir pada umumnya dikarenakan adanya anggapan bahwa kita berhak seutuhnya atas harta yang kita dapatkan dari hasil jerih payah kita sendiri . anggapan seperti itu tidak sepenuhnya salah, kendati tidak sepenuhnya tepat. Sebab, dalam realitas hidup manusia memiliki kemampuan otak, fisik dan kesempatan yang tidak sama . ada yang lemah, ada yang kuat, ada yang bodoh, ada yan jenius .
Ciri-ciri sifat kikir:
- Enggan menolong orang yang lemah
- Malas mengeluarkan infak dan zakat karena takut jatuh miskin.
- Tidak bersyukur , apabila mendapatkan kebaikan seperti nikmat kesehatan, harta kekayaan, atau posisi dan kedudukan ia menjadi kikir, lupa daratan, dan tidak mensyukuri nikmat Allah SWT serta ingkar kekuasaan Allah. Harta yang kita genggam itu hanyalah titipan Allah SWT.
Kikir bukanlah karakter seorang mukmin. Karena dengan menyimpan dua sifat tersebut seakan-akan ada keraguan akan kemaha luasan Allah, kehendak takdirnya dan keyakinan akan pembalasan hari pembalasan hampir luntur.
Daftar Pustaka
http://ponda-samarkand.blogspot.com/2013/05/bahaya-sifat-dengki.html#sthash.srKUcnCB.dpuf
http://www.fatihsyuhud.net/2012/08/pelit-dalam-islam/#sthash.xKq8aZHa.dpuf
http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/2244554-pengertian-dengki-hasad/#ixzz32KjFg1uV
*Makalah ditulis oleh: Hidayatul Fajriyah
Post a Comment
Silahkan di Share kalau dianggap bermanfaat