0

Isro’ Mi’roj dan Unsur Mistisnya

 
pengertian Isro' Mi'roj, sejarah Isro' Mi'roj dan hikmah Isro' Mi'roj
Isro' Mi'roj (sumber: Istimewa)

1.    Pengertian dan kronologi Isro’ Mi’roj

Isro’ Mi’roj merupakan satu fenomena yang luar biasa, sehingga fenomena ini dianggap sebagai salah satu mu’jizat Rasulullah SAW. Peristiwa yang tidak bisa dilakukan oleh siapapun selain Rasulullah SAW, peristiwa yang mengantarkan Rasululloh sampai ke Sidrotul Muntaha. Untuk menerima titah yang berupa shalat lima waktu.

Isro’ Mi’roj nabi Muhammad SAW, sebagai mana yang diterangkan Allah SWT dalam surat Al-Isra’ ayat satu, di manifestasikan Jalaluddin Al-Mahally, yaitu perjalanan Muhammad pada malam hari yang berawal dari masjid Al-Harom (Mekkah) sampai Masjidil Al-Aqsa, Baitul Muqoddas (Palestina). Sedangkan Mi’roj sebagaimana pendapat Umar Abdul Jabar dalam Khulashoh Nurul Yaqin, yaitu naiknya Rasulullah SAW dari masjid Al-Aqsa menuju alam yang tinggi, yaitu Sidratil Muntaha.

Selanjutnya, Al-Mahally secara panjang lebar menceritakan kronologi fenomena Isro’ Mi’roj Rasulullah SAW dalam tafsir Al-Jalalain. Bahwa Rasulullah berkendara buroq, hewan yang ukurannya lebih besar dari khimar dan lebih kecil dari bighol. Sesampainya di Masjidil Aqsa, Rasulullah mengikat hewan tersebut dengan seutas tali yang biasa digunakan  oleh para nabi untuk mengikat hewan kendaraan mereka. Kemudian Rasulullah masuk masjid, shalat dua rakaat dan kemudian keluar.

Lalu, Jibril menemui Rasulullah dan menawarkan dua minuman yang berupa khomer dan susu. Lalu Rasulallah memilih susunya. Kemudian Jibril berkata “Kau telah menemukan kesucian”. Setelah itu Rasulallah naik ke langit dunia ditemani oleh Jibril. Setibanya mereka dipintu langit, Jibril meminta pintu langit untuk dibuka. Kemudian terdengar suara “Siapa engkau”. “Aku Jibril”. “Siapa yang bersamamu?” “Muhammad”. Jawab Jibril. Begitu seterusnya sampai langit ke-7. Disitulah Rasulalloh bertemu dengan Nabi Ibrahim, setelah sebelumnya beliau bertemu dengan para nabi disetiap lapisan langit.

Setelah itu, Rasulullah dan para nabi pun sama-sama menuju Sidratil Muntaha. Sesampainya didepan gerbang Sidratil Muntaha, mereka terperanjat melihat kemegahanya. Tak seorangpun makhluk yang mampu mendefinisikannya. Kemudian Rasulallah masuk ke dalam bangunan itu. Disanalah Allah memberikan kewajiban pada Muhammad dan umatnya untuk melakukan shalat lima puluh waktu, lalu Rasulullah kembali dan bertemu nabi Musa AS. Bertanyalah Musa kepada Muhammad, tentang apa yang telah Allah perintahkan kepada Muhammad dan umatnya. Rasulullah pun menjawab apa adanya, bahwa beliau diperintah untuk melaksanakan shalat lima puluh waktu. Seketika Musa meminta Muhammad untuk menemui  Tuhannya guna meminta keringanan atas perintah sebelumnya. Begitu seterusnya hingga sampai beberapa kali yang akhirnya menyisakan lima waktu.

Pada kahirnya, Allah berkata pada Muhammad. “Wahai Muhammad, itulah shalat lima waktu yang harus dilakukan sehari semalam, satu waktu shalat mengandung sepuluh kebaikan. Sehingga akan sempurna lima puluh.”

Setelah itu Rasulullah turun dan kembali bertemu dengan Musa AS. Lalu beliau menceritakan apa yang telah beliau alami. Namun Nabi Musa masih menyuruh Rasulullah untuk meminta keterangan dengan alasan yang sama, yaitu umat Muhammad tidak akan mampu menjalankannya. Kemudian Rasulullah menjawab “Aku sudah berulang kali kembali sampai aku malu”

Pada akhirnya, shalat lima waktu adalah keputusan final dari Allah SWT yang deberikan pada Muhammad sabagai oleh-oleh beliau dari perjalanan agung malam itu.

2.    Mistisme Isro’ Mi’roj


Isro’ Mi’roj, sebagaimana telah penulis uraikan pada tulisan sebelumnya, merupakan perjalanan Rasulallah menuju Sidratil Muntaha yang melalui beberapa tahapan dan lapisan langit yang berjumlah tujuh, setiap langit tersebut dikawal  oleh seorang nabi. Langit pertama Rasulullah bertemu Adam AS. Langit kedua bertemu dengan Nabi Yahya AS dan Isa AS. Langit ketiga bertemu dengan nabi Yusuf AS. Dilangit keempat bertemu dengan nabi Idris AS. Dilangit kelima bertemu dengan nabi Harun AS. Dilangit keenam bertemu dengan nabi Musa AS. Dan yang terakhir , dilangit ketujuh beliau bertemu dengan nabi Ibrahim AS.

Perjalanan melewati tujuh langit tersebut telah menginspirasi para sufi untuk mengadopsi teori tersebut. Mereka menyimpulkan setiap hamba mampu untuk face to face dengan Tuhannya. Namun harus melewati tujuh tahapan terlebih dahulu. Tahapan-tahapan tersbut dengan maqomat. Ketujuh maqomat tersesbut adalah :
  1. Taubat. Dzu Al-Nun Al-Misri tersebut terbagi menjadi  dua. Taubatnya orang awam dari dosa-dosa, dan taubatnya orang khowas (khusus) dari lupanya mereka kepada Allah (ghoflah).
  2.  Wara’. yaitu meninggalkan segala sesuatu yang tidak jelas halal dan haramnya, dalam hal ini seseorang harus selalu mengupayakan dirinya utnuk makan sesuatu yang halal
  3. Zuhud. Artinya seseorang tidak tamak atau mengharapkan pemberian dari orang lain dan tidak mengutamakan kesenangan dunia
  4. Faqir. Seseorang didalam hatinya tidak boleh merasa memiliki sesuatu dan merasa sangat membutuhkan Allah.
  5. Sabar. Dalam mengahadapi cobaan atau bencana seseorang harus menyikapinya dengan etika yang baik.
  6. Tawakkal. Hanya berpegan teguh pada Allah sebagai tuhan yang maha memelihara.
  7. Ridho. Hati selalu menerima ketentuan Tuhan baik manis maupun pahit.

Bagi siapa saja yang berhasil malalui tujuh maqomat tersebut niscaya ia akan sanggup bertemu dengan Tuhannya, Allah SWT. Meskipun pertemuan tersebut tidak sepenuhnya  sama dengan Rasulullah, yaitu dengan ruh sekaligus jasadnya.

Hal  ini dapat dikaitkan dengan keadaan kehidupan pada masa sekarang. Merujuk pada sejarah lahirnya tasawuf secara formal yaitu sebagai geran silent oposision dari para sufi yang berusaha meninggalkan (melawan) kedhaliman penguasa-penguasa dinasti islam pada saat itu dengan lebih berkonsentrasi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

Sebagaiman yang diungkapkan oleh Prof.Dr.KH Sa’id Agil Siradj, bahwa akhir-akhir ini gerakan tasawwuf semakin marak, terlebih gerakan ini melanda orang-orang dari kelompok borjuis yang hedonis. Mereka merasa haus dan gersang psikisnya sahingga membutuhkan siraman kejiwaan yang dapat menenangkan hati dan fikiran mereka. Hal ini bisa dibuktikan dengan maraknya kelompok-kelompok thoriqoh sebagai representasi dari jenis tasawwuf yang terlembagakan . shingga memang gerakan-gerakan tasawwuf (misitisime) inilah yang dapat menjadi solusi efektif bagi permasalah yang telah ada seperti permasalah spiritual.

Daftar Pustaka

Abdul Jabbar, Umar. Tanpa tahun. Khulashoh Nurul Yaqin. Surabaya: Salim Nabhan.
Al-Mahally, Jalaluddin. Tanpa tahun. Tafsir Al-Qur an Al-‘Adhim, Surabaya: Nurul Huda.
Labib, Muhsin. 2004. Mengurai tasawwuf, irfan & kebatinan. Jakarta: lentera.
Misykat.lirboyo.net/isra-miraj-dalam-renungan-sufistik/

Post a Comment

Silahkan di Share kalau dianggap bermanfaat

 
Top