Bani Umayyah di Andalusia
Bani Umayyah di Andulisia |
A. Sejarah singkat Umayyah di Andalusia
Al-Andalus atau Semenanjung Iberia mulai ditaklukan oleh umat Islam pada zaman khalifah Bani Umayyah, Al-Walid bin Abdul-Malik (705-715 M), dimana tentacle Islam yang sebelumnya telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu propinsi dari dinasti Bani Umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara ini terjadi pada masa Abdul Malik bin Marwan (685-705 M), dimana dia mengangkat Hasan bin Nu'man al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Selanjutnya dalam proses penaklukan Spanyol ini terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa yaitu Tharif bin Malik, Tariq bin Ziyad, dan Musa bin Nushair. Pada masa ini, Hasan bin Nu'man sudah digantikan oleh Musa bin Nushair, yang kemudian memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Sedangkan penaklukan atas wilayah Afrika Utara ini, dari pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu propinsi dari Khilafah Bani Umayah memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah bin Abu Sufyan) sampai tahun 83 H (masa Al-Walid bin Abdul-Malik). Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, di kawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi basis kekuasaan kerajaan Visigoth dari rumpun Goth. Kerajaan ini sering menghasut penduduk agar membuat kerusuhan dan menentang kekuasaan Bani Umayyah. Setelah kawasan ini betul-betul dapat dikuasai, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukkan Spanyol. Dengan demikian, Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi kaum muslimin dalam penaklukan wilayah Al-Andalus.
Artikel terkait: Pengertian serta Kedudukan Qoul dan Manhaj dalam Aswaja
Dalam penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan yang dapat dikatakan yang paling berjasa memimpin satuan pasukan ke wilayah tersebut. Mereka adalah Tharif bin Malik, Tharif bin Ziyad dan Musa bin Nushair. Tharif ibn Malik dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik, ia menyeberangi selat yang berada di antara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang, lima ratus orang di antaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian mantan penguasa wilayah Septah. Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat perlawanan yang berarti. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif ibn Malik ini serta adanya kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigoth yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa bin Nushair pada tahun 711 M mengirimkan lagi pasukan ke Al-Andalus sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad.
Ekspedisi kedua ini mendarat di bukit karang Giblartar (Jabal al-Thariq). Di atas bukit itu Thariq berpidato untuk membangkitkan semangat juang pasukannya karena musuh yang dihadapi jumlahnya 100.000 orang. Thariq mendapat tambahan 5000 orang tentara dari Afrika Utara, sehingga jumlah pasukan menjadi 12.000.
Pertempuran Pecah di dekat muara sungai Salado (Langund Jandal), pertempuran ini mengawali kemenangan Thariq dalam pertempuran berikutnya, sampai akhirnya Toledo, ibu kota Gothia Barat, dapat diebut pada bulan September tahun itu juga. Bulan Juni 712 Musa berangkat ke Andalusia membawa 18000 tentara dan menyerang kota-kota yang belum ditaklukan oleh Thariq sampai bulan Juni tahun berikutnya. dikota kecil Talevera Thariq menyerahkan kepemimpinan kepada Musa. Pada saat itu pula Musa memaklumkan Andalusia menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. ketika Bani Umayyah Damaskus runtuh pada tahun 132/750, Andalusia menjadi salah satu propinsi Daulah Bani Abbas sampai Abd al-Rahman ibn Abd al-Malik, cucu Khalifah Umayyah ke sepeluh Hisyam ibn Abd al-Malik, memproklamasikan propinsi itu sebagai negara yang berdir sendiri pada tahun 138/756. Sejak proklamasi itu Andalusia memasuki babak baru sebagai sebuah negara berdaulat Bani Umayyah II yang beribukota di Cordova sampai tahun 422/1031.
Dalam penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan yang dapat dikatakan yang paling berjasa memimpin satuan pasukan ke wilayah tersebut. Mereka adalah Tharif bin Malik, Tharif bin Ziyad dan Musa bin Nushair. Tharif ibn Malik dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik, ia menyeberangi selat yang berada di antara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang, lima ratus orang di antaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian mantan penguasa wilayah Septah. Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat perlawanan yang berarti. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif ibn Malik ini serta adanya kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigoth yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa bin Nushair pada tahun 711 M mengirimkan lagi pasukan ke Al-Andalus sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad.
Ekspedisi kedua ini mendarat di bukit karang Giblartar (Jabal al-Thariq). Di atas bukit itu Thariq berpidato untuk membangkitkan semangat juang pasukannya karena musuh yang dihadapi jumlahnya 100.000 orang. Thariq mendapat tambahan 5000 orang tentara dari Afrika Utara, sehingga jumlah pasukan menjadi 12.000.
Pertempuran Pecah di dekat muara sungai Salado (Langund Jandal), pertempuran ini mengawali kemenangan Thariq dalam pertempuran berikutnya, sampai akhirnya Toledo, ibu kota Gothia Barat, dapat diebut pada bulan September tahun itu juga. Bulan Juni 712 Musa berangkat ke Andalusia membawa 18000 tentara dan menyerang kota-kota yang belum ditaklukan oleh Thariq sampai bulan Juni tahun berikutnya. dikota kecil Talevera Thariq menyerahkan kepemimpinan kepada Musa. Pada saat itu pula Musa memaklumkan Andalusia menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. ketika Bani Umayyah Damaskus runtuh pada tahun 132/750, Andalusia menjadi salah satu propinsi Daulah Bani Abbas sampai Abd al-Rahman ibn Abd al-Malik, cucu Khalifah Umayyah ke sepeluh Hisyam ibn Abd al-Malik, memproklamasikan propinsi itu sebagai negara yang berdir sendiri pada tahun 138/756. Sejak proklamasi itu Andalusia memasuki babak baru sebagai sebuah negara berdaulat Bani Umayyah II yang beribukota di Cordova sampai tahun 422/1031.
Artikel terkait: Hubungan Islam dan Hak Asasi Manusia
1. Adapun faktor internal yaitu:
B. Faktor-faktor yang menyebabkan Islam mudah masuk Spanyol
Penaklukan Andalusia dengan mudah dilakukan karena ada beberapa faktor, yaitu faktor internal dan eksternal yang menguntukan.1. Adapun faktor internal yaitu:
- Para Pemimpin adalah tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan penuh percaya diri
- ajaran islam yang ditunjukkan tentara islam adalah ajaran yang toleransi, persaudaraan dan tolong menolong.
2. Adapun Faktor eksternal yaitu:
a) Filsafat
** Bani Umayyah di Andalusia ** Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M).
Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.
Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di Saragossa, ia pindah ke Sevilla dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fezzan tahun 1138 M dalam usia yang masih muda. Seperti al-Farabi dan Ibn Sina di Timur, masalah yang dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis. Magnum opusnya adalah Tadbir al-Mutawahhid. Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy, sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun 1185 M. Ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. Ia lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayatul- Mujtahid.
- Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi ke dalam berbagai Negara kecil.
- Buruknya kondisi sosial, ekonomi dan keagamaan. di pengaruhi oleh keadaan politik yang kacau.
- Tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi memiliki semangat perang.
- Orang-orang Yahudi yang tertekan juga men gadakan persekutuan dan meberi bantuan bagi kaum muslimin.
C. Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol
1. kemajuan Intelektuala) Filsafat
** Bani Umayyah di Andalusia ** Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M).
Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.
Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di Saragossa, ia pindah ke Sevilla dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fezzan tahun 1138 M dalam usia yang masih muda. Seperti al-Farabi dan Ibn Sina di Timur, masalah yang dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis. Magnum opusnya adalah Tadbir al-Mutawahhid. Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy, sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun 1185 M. Ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. Ia lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayatul- Mujtahid.
Artikel terkait: Bentuk-bentuk Hadits Nabi Muhammad SAW
b) Sains
IImu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Ummul Hasan binti Abi Ja'far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.
Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir terkenal, Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batuthah dari Tangier (1304-1377 M) mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibnul Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tunisia adalah perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang kemudian pindah ke Afrika. Itulah sebagian nama-nama besar dalam bidang sains.
c) Bahasa dan Sastra
Pada masa Islam di Spanyol banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, diantaranya: Ibnu Sayyidin, Muhammad bin Malik(pengarang Alfiah), Ibnu Khuruf, Ibnu al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-hasan bin Usfur dan Abu Hayyan al-Gharnathi.
Dalam bidang sastra banyak bermunculan, seperti: al-Aqd al-Farid karya Ibnu Abd Rabbih, Adz-Dzakirah fi Manasih Ahl al-Jazirah karya Ibnu Bassam, kitab al-Qalaid karya al-Fath bin Khaqan, dan lain-lain.
d) Musik dan Kesenian
Pada masa Islam di Spanyol sangat masyhur. Musik dan Seni banyak memperoleh apresiasi dari para tokoh istana. Tokohnya antara lain: al-Hasan bin Nafi yang mendapat gelar Zaryab, yang terkenal sebagai pencipta lagu.
2. Keilmuan dan Keagamaan Zaman Umayyah di Andalusia
a) Fiqh
Dalam bidang fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut madzhab Maliki. Yang memperkenalkan madzhab ini di sana adalah Ziyad ibn Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam Ibn Abdurrahman. Ahli-ahli Fiqh lainnya di antaranya adalah Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir Ibn Sa'id al-Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.
b) Tafsir
Salah satu Munfassir yang terkenl dari masa ini adalah al-Qurtubi, nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar bin Farh al-Anshari al-Khazraji al-Andalusi (w. 1273 M). Adapun karyanya al-Jami’u li Ahkam al-Qur’an, Kitab tafsir yang terdiri dari 20 jilid ini di kenal dengan nama Tafsir al-Qurtubi.
3. Arsitektur Bangunan
a) Cardova
Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam, yang kemudian diambil alih oleh Bani Umayyah. Oleh penguasa muslim, kota ini dibangun dan diperindah. Jembatan besar dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman dibangun untuk menghiasi ibu kota Spanyol Islam itu. Pohon-pohon dan bunga-bunga diimpor dari Timur. Di seputar ibu kota berdiri istana-istana yang megah yang semakin mempercantik pemandangan, setiap istana dan taman diberi nama tersendiri dan di puncaknya terpancang istana Damsyik. Di antara kebanggaan kota Cordova lainnya adalah masjid Cordova. Menurut ibn al-Dala'i, terdapat 491 masjid di sana. Disamping itu, ciri khusus kota-kota Islam adalah adanya tempat-tempat pemandian. Di Cordova saja terdapat sekitar 900 pemandian. Di sekitarnya berdiri perkampungan-perkampungan yang indah. Karena air sungai tak dapat diminum, penguasa muslim mendirikan saluran air dari pegunungan yang panjangnya 80 Km.
b) Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. disini berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan Pemikir Islam. Posisi Cordova diambil alih oleh Granada dimasa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur-arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana al-Hambra yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam. kisah tentang kemajuan pembanguna fisik ini masih bisa diperpanjang dengan kota dan istana al-Zahra, istana al-Gazar, menara Girilda.
c) Sevilla
Kota Sevilla dibangun pada masa pemrintahan al-Muawahiddin. sevilla pernah menjadi Ibukota yang indah bersejarah. Semula kota ini adalah rawa-rawa. Pada masa romawi ini bernama Romula Agusta, kemudian di ubah menjadi Asyibiliyah (Sevilla). Sevilla telah berada dikekuasaan Islam selama 500 tahun. Salah satu bangunan masjid yang didirikan pada tahun 1171 M pada masa pemerintahan Sultan Yusuf Abu Ya’kub kini telah berunah dari Masjid menjadi Gereja dengan nama Santa Maria de la Sede.
Pengaruh-pengaruh peradaban Islam termasuk di dalamnya pemikiran Ibnu Rusyd ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang berasal dari berbagai Univeristas Islam di Spanyol seperti, Universitas Cordova, Sevilla, Malaga, Granada, dan Samalanca. Selama belajar di Spanyol mereka aktif menerjemahkan buku karya ilmuwan Muslim, Pusat penerjemahan buku adalah di Toledo.
Setelah pulang ke negrinya mereka mendirikan sekolah dan Universitas yang sama. Universitas pertamna adalah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M, 30 tahun setelah wafatnya Ibnu Rusyd. Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 buah Universitas, di dalam Universitas-universitas tersebut diajarkan seperti Ilmu Kedokteran, Ilmu Pasti dan Filsafat. Pemikiran Filsafat yang paling banyak di pelajari adalah al-Farubi, Inbu Sina dan Ibnu Rusyd.
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung pada abad ke-3 M, itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (Renesance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan kemudian diterjemahkan kembali dalam bahasa Latin.
b) Sains
IImu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Ummul Hasan binti Abi Ja'far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.
Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir terkenal, Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batuthah dari Tangier (1304-1377 M) mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibnul Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tunisia adalah perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang kemudian pindah ke Afrika. Itulah sebagian nama-nama besar dalam bidang sains.
c) Bahasa dan Sastra
Pada masa Islam di Spanyol banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, diantaranya: Ibnu Sayyidin, Muhammad bin Malik(pengarang Alfiah), Ibnu Khuruf, Ibnu al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-hasan bin Usfur dan Abu Hayyan al-Gharnathi.
Dalam bidang sastra banyak bermunculan, seperti: al-Aqd al-Farid karya Ibnu Abd Rabbih, Adz-Dzakirah fi Manasih Ahl al-Jazirah karya Ibnu Bassam, kitab al-Qalaid karya al-Fath bin Khaqan, dan lain-lain.
d) Musik dan Kesenian
Pada masa Islam di Spanyol sangat masyhur. Musik dan Seni banyak memperoleh apresiasi dari para tokoh istana. Tokohnya antara lain: al-Hasan bin Nafi yang mendapat gelar Zaryab, yang terkenal sebagai pencipta lagu.
2. Keilmuan dan Keagamaan Zaman Umayyah di Andalusia
a) Fiqh
Dalam bidang fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut madzhab Maliki. Yang memperkenalkan madzhab ini di sana adalah Ziyad ibn Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam Ibn Abdurrahman. Ahli-ahli Fiqh lainnya di antaranya adalah Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir Ibn Sa'id al-Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.
b) Tafsir
Salah satu Munfassir yang terkenl dari masa ini adalah al-Qurtubi, nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar bin Farh al-Anshari al-Khazraji al-Andalusi (w. 1273 M). Adapun karyanya al-Jami’u li Ahkam al-Qur’an, Kitab tafsir yang terdiri dari 20 jilid ini di kenal dengan nama Tafsir al-Qurtubi.
3. Arsitektur Bangunan
a) Cardova
Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam, yang kemudian diambil alih oleh Bani Umayyah. Oleh penguasa muslim, kota ini dibangun dan diperindah. Jembatan besar dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman dibangun untuk menghiasi ibu kota Spanyol Islam itu. Pohon-pohon dan bunga-bunga diimpor dari Timur. Di seputar ibu kota berdiri istana-istana yang megah yang semakin mempercantik pemandangan, setiap istana dan taman diberi nama tersendiri dan di puncaknya terpancang istana Damsyik. Di antara kebanggaan kota Cordova lainnya adalah masjid Cordova. Menurut ibn al-Dala'i, terdapat 491 masjid di sana. Disamping itu, ciri khusus kota-kota Islam adalah adanya tempat-tempat pemandian. Di Cordova saja terdapat sekitar 900 pemandian. Di sekitarnya berdiri perkampungan-perkampungan yang indah. Karena air sungai tak dapat diminum, penguasa muslim mendirikan saluran air dari pegunungan yang panjangnya 80 Km.
b) Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. disini berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan Pemikir Islam. Posisi Cordova diambil alih oleh Granada dimasa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur-arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana al-Hambra yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam. kisah tentang kemajuan pembanguna fisik ini masih bisa diperpanjang dengan kota dan istana al-Zahra, istana al-Gazar, menara Girilda.
c) Sevilla
Kota Sevilla dibangun pada masa pemrintahan al-Muawahiddin. sevilla pernah menjadi Ibukota yang indah bersejarah. Semula kota ini adalah rawa-rawa. Pada masa romawi ini bernama Romula Agusta, kemudian di ubah menjadi Asyibiliyah (Sevilla). Sevilla telah berada dikekuasaan Islam selama 500 tahun. Salah satu bangunan masjid yang didirikan pada tahun 1171 M pada masa pemerintahan Sultan Yusuf Abu Ya’kub kini telah berunah dari Masjid menjadi Gereja dengan nama Santa Maria de la Sede.
D. Pengaruh Peradaban Spanyol Islam di Eropa
Tokoh Spanyol Islam yang sangat berpengaruh terhadap pemikiran di Eropa adalah Ibnu Rusyd, yang di kena di Eropa dengan Averros (1120-1198 M). Averros dikenal sebangai orang yang melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berfikir. Ia mengulas pemikiran Aristoteles dengan cara yang memikat minat semua orang yang berfikir bebas. Ia mengedepankan Sunnatullah menurut pengetian Islam terhadap ajaran Pantheisme dan Antrophomorphisme Kristen. Pengaruh Averros berpengaruh besar di Eropa, sehingga muncul gerakab Averroisme (Ibnu Rusydisme) yang menuntut kebebasan berfikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan Averroisme ini. Dari gerakan Averroisme ini di Eropa kemudian lahir Reformasi pada abad ke-16 M dan Rasionalisme pada abad ke-17 M.Pengaruh-pengaruh peradaban Islam termasuk di dalamnya pemikiran Ibnu Rusyd ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang berasal dari berbagai Univeristas Islam di Spanyol seperti, Universitas Cordova, Sevilla, Malaga, Granada, dan Samalanca. Selama belajar di Spanyol mereka aktif menerjemahkan buku karya ilmuwan Muslim, Pusat penerjemahan buku adalah di Toledo.
Setelah pulang ke negrinya mereka mendirikan sekolah dan Universitas yang sama. Universitas pertamna adalah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M, 30 tahun setelah wafatnya Ibnu Rusyd. Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 buah Universitas, di dalam Universitas-universitas tersebut diajarkan seperti Ilmu Kedokteran, Ilmu Pasti dan Filsafat. Pemikiran Filsafat yang paling banyak di pelajari adalah al-Farubi, Inbu Sina dan Ibnu Rusyd.
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung pada abad ke-3 M, itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (Renesance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan kemudian diterjemahkan kembali dalam bahasa Latin.
Artikel terkait: Hak Kewarisan Dzawil Arham Menurut Para Ahli Fiqh
Kesimpulan
Pengaruh Peradaban Spanyol Islam di Eropa sangat besar. Sehingga jika saja masyarakat Eropa tidak mempelajari peradaban-peradaban Islam, bukan tidak mungkin bahwa Eropa masih tertinggal di belakang dalam hal peradaban Dunia. Bangsa Eropa maju dalam Ilmu Pengetahuan dan Peradaban di karenakan mereka belajar terhadap kaum Muslimin terutama melalui berbagai literature dari hasil karya kaum muslimin di Andalusia Spanyol.Saran
Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan–kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
Post a Comment
Silahkan di Share kalau dianggap bermanfaat