0
PENDAHULUAN

Di antara kemurahan Allah kepada manusia bahwa Dia tidak hanya memberikan sifat-sifat yang bersih yang dapat membimbing dan memberikan petunjuk kepada mereka ke arah kebaikan, tetapi juga dari waktu kewaktu Dia mengutus seorang rasul yang membawa al-Kitab dari Allah agar dijadikan pedoman bagi mereka.
Perkembangan dan kemajuan berfikir umat manusia senantiasa disertai oleh wahyu yang sesuai yang dapat memecahkan problem-problem yang ada pada masa itu sampai perkembangan itu mengalami kematangan. Allah menghendaki agar risalah nabi Muhammad s.a.w muncul di dunia ini, maka di utuslah beliau di saat manusia sedang mengalami kekosongan rasul, untuk menyempurnakan ajaran-ajaran rasul terdahulu dengan syari’atnya serta kitab yang diturunkan kepdanya, yaitu al-Qur’anul Karim.

I.    RUMUSAN MASALAH

1.    Apa pengertian al-qur’an dan nama-nama lain dari al-Qur’an?
2.    Apa garis besar kandungan al-Qur’an?
3.    Apa pengertian wahyu dan macam-macamnya?
4.    Apa perbedaan wahyu, ilham dan ta’lim?

II.    PEMBAHASAN

1.    Pengertian al-Qur’an dan nama-nama lain dari al-Qur’an
a.    Pengertian al-Qur’an
Al-Qur’an menurut bahasa adalah bacaan atau yang dibaca.
Berikut ini ada beberapa pendapat tentang definisi dari al-Qur’an :
a.    Al-Qur’an menurut ahli agama adalah kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad s.a.w yang ditulis dalam mushaf.
b.    Menurut As Sayuthy dalam kitabnya Al Itmam, al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad yang tidak dapat ditandingi oleh yang menentangnya, walaupun sekedar sesurat saja dari padanya.
c.    Menurut Asy Syaukany dalam kitabnya Al Irsyad, al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad yang ditilawatkan dengan lisan lagi mutawatir penukilnya.
d.    Menurut para ulama, al-Qur’an adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad s.a.w yang  pembacanya merupakan suatu ibadah.
e.    Menurut Dr. Subhi al-Salih dalam bukunya pengantar ulumul Qur’an. Al-qur’an adalah firman Allah yang bersifat (berfungsi) mukjizat (sebagai bukti kebenaran atas kenabian Muhammad yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang dinukilkan (diriwayatkan) dengan jalan mutawatir dan yang membacanya dipandang ibadah. 
a.    Nama-nama lain dari al-Qur’an
a.    Al-Kitab
         
Artinya: Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka Apakah kamu tiada memahaminya? (al-Anbiya’:10)
b.    Al-Furqon
  •      •   
Artinya: Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (al-Furqan: 1)
c.    Adz-Dzikr
  •       
Artimya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (al-Hijr: 9)
d.    At-Tanzil
      
Artinya: dan Sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. (asy-syu’ara’:192)
2.    Garis besar kandungan al-Qur’an
    Secara garis besar, kandungan ayat-ayat al Quran dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
    Ayat-ayat yang berhubungan dengan keimanan, baik iman kepada Allah, malaikat, kitab kitab Allah, rosul-rosul Allah dan hari akhir. Atau dapat dikatakan kandungan yang pertama adalah pembahasan ilmu kalam (tauhid) dan ushul Al –dien.
    Ayat-ayat yang berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan hati, seperti menganjurkan berakhlak mulia. Atau dapat dikatakan kandungan yang kedua adalah pembahasan akhlak.
    Ayat-ayat yang berhubungnan dengan pekerjaan anggota badan seperti perintah-perintah, larangan-larangan, pilihan-pilihan. Atau dapat dikatakan kandungan yang ketiga adalah pembahasan fiqih .
3.    Pengertian wahyu dan macam-macamnya
a.    Pengertian wahyu
Wahyu menurut bahasa adalah memberitahukan sesuatu dengan cara yang samar dan cepat. Sedangkan menurut pengertian agama, wahyu adalah pemberitahuan Tuhan kepada Nabi-Nya tentang hukum-hukum Tuhan, berita-berita, dan crita-cerita dengan cara yang samar, tetapi meyakinkan kepada Nabi/Rasul yang bersangkutan, bahwa apa yang diterimanya adalah benar-benar dari Allah sendiri.
Firman Allah berkaitan dengan wahyu dalam surah asyu’aroh- ayat 51 :
        •                  
Artinya: dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.
b.    Macam-macam wahyu
Wahyu ada dua macam :
1.    Al-Qur’an
2.    Hadits-hadits Nabi
Hadits-hadits nabi itu sekalipun dari segi susunan bahasanya disusun oleh Nabi sendir, tetapi dari segi maknanya datang dari Allah. Karena itu hadits-hadits Nabi pun dianggap sebagai wahyu.
Adapun dalil-dalil yang menunjukkan hadits-hadits Nabi termasuk wahyu adalah:
a.    Firman Allah dalam surah an-Najm ayat 3-4
              
Artinya: dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya (3). ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) (4).
b.    Sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah.
الا انى اوتيت القران ومثله  معه
Artinya: ingatlah bahwasanya aku diberi al-Qur’an dan semacam al-Qur’an besertanya.
Hanya perlu diketahui, bahwa sekalipun hadits-hadits Nabi itu dipandang sebagai wahyu namun pada hakikatnya masih ada perbedaan antara hadits dan al-Qur’an, meskipun keduanya termasuk wahyu ilahi.


4.    Perbedaan wahyu, ilham dan ta’lim
Menurut ulama’, ilham adalah menuangkan suatu pengetahuan ke dalam jiwa yang diminta supaya dikerjakan oleh orang yang menerimanya dengan tidak lebih dahulu dilakukan ijtihad dan menyelidiki hujjah-hujjah agama. Terkadang diperoleh dengan jalan kasyaf dan kadang juga diperoleh tanpa perantara malaikat, tergantung cara Tuhan menyampaikannya. Ilham terjadi tidak berdasarkan pelajaran. Dia tergaris dalam hati dengan jalan Allah dan dengan segera dapat dipahami apa yang dimaksud.
Sedangkan ta’lim (memberi pelajaran) bersandar kepada pengetahuan dan penyelidikan.  Jadi ta’lim memerlukan pengetahuan dan penyelidikan untuk mengetahui apa yang dimaksudkan.
Jadi antara wahyu, ilham dan ta’lim jelas berbeda, wahyu merupakan pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat yang khusus ditujukan kepada orang yang diberi tahu tanpa diketahui orang lain, baik melalui perantara atau tidak, yang pertama melalui suara yang terjelma di dalam telinga atau tanpa suara sama sekali. Sedangkan ilham itu intuisi yang diyakini jiwa sehingga terdorong untuk mengikuti apa yang diminta, tanpa mengetahui dari mana datangnya, seperti perasaan lapar, haus, sedih, dan senang. Kalau ta’lim bersandarkan pada pengetahuan dan penyelidikan.




PENUTUP

KESIMPULAN

Al-Qur’an menurut bahasa adalah bacaan atau yang dibaca. Sedangkan al-Qur’an menurut ahli agama adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w yang ditulis dalam mushaf. Nama-nama lain dari al-Qur’an adalah al-Kitab, al-Furqan, adz-Dzikr, dan at-Tanzil.
Wahyu menurut bahasa adalah memberitahukan sesuatu dengan cara yang samar dan cepat. Sedangkan menurut pengertian agama, wahyu adalah pemberitahuan Tuhan kepada Nabi-Nya tentang hukum-hukum Tuhan, berita-berita, dan crita-cerita dengan cara yang samar, tetapi meyakinkan kepada Nabi/Rasul yang bersangkutan, bahwa apa yang diterimanya adalah benar-benar dari Allah sendiri. Wahyu ada dua macam yaitu al-Qur’an dan hadits-hadits nabi.
Perbedaan wahyu, ilham dan ta’lim adalah, wahyu merupakan pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat yang khusus ditujukan kepada orang yang diberi tahu tanpa diketahui orang lain, baik melalui perantara atau tidak, yang pertama melalui suara yang terjelma di dalam telinga atau tanpa suara sama sekali. Sedangkan ilham itu intuisi yang diyakini jiwa sehingga terdorong untuk mengikuti apa yang diminta, tanpa mengetahui dari mana datangnya, seperti perasaan lapar, haus, sedih, dan senang. Kalau ta’lim bersandarkan pada pengetahuan dan penyelidikan.
Demikian makalah ini saya susun, saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi penulisan maupun minimnya buku referensi. Untuk itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menunjang kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin…
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Jakarta: Litera Antar Nusa, 2000
Asy-Shiddieqy, Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an atau Tafsir, Jakarta:   Bulan Bintang, 1980
Zuhdi, Masjfuk. Pengantar Ulumul Qur’an, Surabaya: CV. Karya Abditama, 1997

oleh Dliyaul Fahmi Mahasiswa inisnu jeparfa semester 2

Post a Comment

Silahkan di Share kalau dianggap bermanfaat

 
Top