July 2015

5 Manfaat Buah Nanas Bagi Kesehatan Tubuh

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp_0O_2aiGbmT7U0TsYmYuosx7zg7Sr3yG6SNwHd5_xAKoSC980lVPH6PFKTwo2mOteaYq-E3C9Ml5msbsmkro0wjkd29MFYfmZOeIAbKT4Xyhj1kdlVn4pQyjZr6yVwlXtcx9dBvwMcpD/s1600/Gambar+nanas.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><i><b>5 Manfaat Buah Nanas Bagi Kesehatan Tubuh</b></i><img alt="Buah nanas yang mengandung banyak manfaat bagi kesehatan tubuh manusia" border="0" height="188" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp_0O_2aiGbmT7U0TsYmYuosx7zg7Sr3yG6SNwHd5_xAKoSC980lVPH6PFKTwo2mOteaYq-E3C9Ml5msbsmkro0wjkd29MFYfmZOeIAbKT4Xyhj1kdlVn4pQyjZr6yVwlXtcx9dBvwMcpD/s400/Gambar+nanas.jpg" title="Buah nanas" width="400" /></a></div>
<br /><div style="text-align: justify;">
<br /><a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/5-manfaat-buah-nanas-bagi-kesehatan.html" target="_blank"><i><b>5 Manfaat Buah Nanas Bagi Kesehatan Tubuh-</b></i></a> Barangkali <i><b>sahabat</b></i> sudah tidak asing dengan buah gambar yang ada diatas. ya benar, buah tersebut adalah buah <i><b>nanas</b></i>. Bagi sobat yang tinggalnya di kota pasti bisa menemukan buah ini di supermarket ataupun toko-toko modern lainnya. Sedangkan sobat yang tinggal desa pasti pernah melihat di <b>kebun</b> karena buah ini cukup mudah tumbuh dalam tanah yang ada dipedesaan.<br /><br /><h3>
Kandungan buah nanas</h3>
Buah nanas mempunyai banyak kandungan air didalamnya, buah yang terkenal dengan rasa manis dan kecutnya ini banyak disukai oleh masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah tropis. Kandungan yang terdapat di buah nanas adalah <i><b>vitamin C</b></i>. Vitamin tersebut berfungsi untuk mencegah tubuh kita sobat dari radikal bebas.<br /><br /><h3>
Asal buah nanas</h3>
Buah nanas merupakan buah yang berasal dari daerah tropis yaitu <i><b>Brazil dan Paraguay</b></i> serta diatanam dan diperkenalkan oleh seorang yang bernama Christopher Columbus. Buah ini termasuk dalam  familia nanas-nanasan (Famili Bromeliaceae). <br /><br /><h3>
Manfaat buah nanas bagi kesehatan tubuh</h3>
Buah ini memiliki banyak manfaat yang terkandung didalamnya. Berikut adalah <a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/5-manfaat-buah-nanas-bagi-kesehatan.html" target="_blank">5 Manfaat Buah Nanas Bagi Kesehatan Tubuh</a> yang perlu anda ketahui:<br /><br /><h4>
1. Mencegah Penyakit Kanker</h4>
Buah nanas mengandung <i><b>vitamin A dan vitamin C</b></i> yang mempunyai fungsi sebagai antioksidan. Dengan Vitamin itu buah nanas mampu mengatasi sel kanker yang biasanya timbul dari radikal bebas bisa dilawan.</div>
<div style="text-align: justify;">
 </div>
<div style="text-align: justify;">
<h4>
2. Melancarkan Pencernaan</h4>
seperti halnya buah-buahan ataupun sayur-sayuran lainnya. Buah nanas mempunyai serat erat makanan yang sangat penting dalam menjaga Anda teratur dan dalam menjaga kesehatan usus. menurut <b>American Cancer Society</b> buah nanas mengandung bromelain, enzim yang memecah protein, mungkin membantu pencernaan.<br /><br /><h4>
3. Bermanfaat untuk berdiet</h4>
Kandungan vitamin A, C, tiamin, tembaga dan serat sudah tidak diragukan lagi. <i><b>Kandungan serat</b></i> yang tinggi pada buah nanas terbukti membatu program diet bagi yang ingin menurunkan berat badan secara alami.<br /><br /><h4>
4. Menjaga kesehatan gigi</h4>
Bagi anda yang mempunyai masalah kesehatan gigi, buah nanas berfungsi untuk menjaga kesehatan gigi. Vitamin C yang terkandung dalam buah nanas <b><i>mencegah plak pada gigi</i></b> yang dapat menimbukan nyeri pada gusi gigi<br /><br /><h4>
5. Masker kecantikan</h4>
Buah nanas digunakan biasanya digunakan untuk para wanita untuk <i><b>merawat kecantikan</b></i>. Buah nanas bisa dikombinasikan dengan bahan lain untuk memperbaiki yang terpapar sinar matahari, membuat kulit lebih halus dan lain-lain.<br /><br />Demikian artikel  saya yang berjudul <i><b><a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/5-manfaat-buah-nanas-bagi-kesehatan.html" target="_blank">5 Manfaat Buah Nanas Bagi Kesehatan Tubuh</a></b></i>, semoga dapat bermanfaat bagi kita. Tapi ingat makanlah nanas sewajarnya karena bila sahabat kebanyakan makan buah nanas juga memiliki efek samping yang ada didalamnya.</div>

5 Fakta Unik 5 Manfaat Buah Nanas Bagi Kesehatan Tubuh

5 Manfaat Buah Nanas Bagi Kesehatan Tubuh 5 Manfaat Buah Nanas Bagi Kesehatan Tubuh- Barangkali sahabat sudah tidak asing dengan buah gambar yang ada diatas. ya benar, buah tersebut adalah buah nanas. Bagi sobat yang tinggalnya di kota pasti bisa me…

5 Bahaya Negatif Mengkonsumsi Narkoba

01:08:00 jayafurniture 5

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img alt="5 Bahaya Terparah Mengkonsumsi Narkoba, bahaya terparah narkoba" border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGoM_c_7h6GkbGfrnhdtJ1cawDlRPf1JULnjyzUs-QeHhu1KZf9MC-YxdNtL1E9PDimDA56GhcFbdsocLjO2lJTymQUdNYnpDNeEiK18qouNmm_tAxCYFmlpNvSXM0A7-ZijVMmfH3L-Dg/s400/Bahaya+Narkoba+bagi+kesehatan.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" title="Gambar narkoba" width="400" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber: Google</td></tr>
</tbody></table>
<h2 class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGoM_c_7h6GkbGfrnhdtJ1cawDlRPf1JULnjyzUs-QeHhu1KZf9MC-YxdNtL1E9PDimDA56GhcFbdsocLjO2lJTymQUdNYnpDNeEiK18qouNmm_tAxCYFmlpNvSXM0A7-ZijVMmfH3L-Dg/s1600/Bahaya+Narkoba+bagi+kesehatan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">5 Bahaya Terparah Mengkonsumsi Narkoba</a></h2>
<div style="text-align: justify;">
<b><i><a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/5-bahaya-negatif-mengkonsumsi-narkoba.html" target="_blank">5 Bahaya Terparah Mengkonsumsi Narkoba -</a></i></b> Mengkonsumsi <b>Narkoba</b> secara tidak langsung akan membunuh bunuh diri sendiri. Sebagai <b>obat terlarang</b> narkoba memiliki <b>dampak negatif</b> dari berbagai bidang. Sebagian orang mengetahui mengenai dampak yang timbul dari penggunaan narkoba. Namun, pada pada realitanya mereka sulit menghindari untuk mengkonsumsi narkoba. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah banyak media yang menggembor-gemborkan mengenai <b>bahaya dari narkoba</b>, mulai dari media elektronik yang berupa televise, radio, internet ataupun yang lainnya. Maupun dari media cetak yang berupa surat kabar, majalah ataupun yang lainnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Indonesia sudah termasuk dalam keadaan yang genting narkoba, seperti yang pernah di bilangkan presiden RI ke 7 bahwa Indonesia sudah mengalami darurat narkoba. Sehingga kita harus memahami mengenai dampak yang timbul dari <i><b>penggunaan</b></i> narkoba. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h3 style="text-align: justify;">
Pengertian Narkoba </h3>
<div style="text-align: justify;">
Narkoba merupakan suatu obat atau bahan yang dapat digunakan untuk membius dan dapat menghilangkan rasa sakit. Dalam peraturan yang dibuat pemerintah seperti yang dimuat dalam UU RI No 22 / 1997 tentang <b>narkotika</b>. Narkotika, yaitu <b>zat</b> atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Dan sering diartikan sebagai NAPZA. Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif. </div>
<div style="text-align: justify;">
Artikel terkait: <a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/fiqh-jinayah-narkoba-dalam-perspektif.html">Fiqh Jinayah; Narkoba dalam Perspektif Agama Islam</a> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut adalah <a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/5-bahaya-negatif-mengkonsumsi-narkoba.html" target="_blank"><i><b>5 dampak negatif terparah</b></i></a> yang harus anda cermati dari penggunaan narkoba yang sudah mengalami kecanduan akut: </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h4 style="text-align: justify;">
1. Gangguan Jiwa</h4>
<div style="text-align: justify;">
Pemakaian narkoba berdampak serius pada kejiwaan pengunanya. Penggunanya akan mengalami <i><b>ganguan mental</b></i> sehingga penggunanya tidak dapat berpikir secara benar dan lurus. Seringkali pengguna narkoba akan sulit untuk berbicara dengan orang lain sehingga menimbulkan dirinya merasa tidak dapat percaya diri yang menimbulkan ia beranggapan tidak berguna bagi lingungan dalam sosial kemasyarakat </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h4 style="text-align: justify;">
2. Kemandulan dan Impotensi </h4>
<div style="text-align: justify;">
Bagi anda yang masih aktif menggunakan narkoba maka bersiap-siaplah untuk mengalami kemandulan atau <i><b>impotensi</b></i>. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h4 style="text-align: justify;">
3. Halusinogen, </h4>
<div style="text-align: justify;">
yaitu akibat yang berdampak pada seseorang yang sering melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h4 style="text-align: justify;">
4. Pengguna kecanduan</h4>
<div style="text-align: justify;">
<b>Dampak pengaruh negatif</b> pada para penggunanya dalam hal ini adalah akan merasaselalu ketagihan pada narkoba atau obat-obat yang dapat menenangkan jiwa. Sehingga akan melakukan berbagai cara agar terus bisa mengonsumsinya. Jika pemakai tidak bisa mendapatkannya, tubuhnya akan ada pada kondisi kritis (sakaw). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h4 style="text-align: justify;">
5. Menjadi malas dan prestasi belajar menurun </h4>
<div style="text-align: justify;">
Bagi pelajar ataupun mahasiswa yang sudah aktif menggunakan narkoba sebagai kebutuhan dapat menyebabkan jiwa yang dulunya semangat dalam belajar ataupun menuntut ilmu. Sehingga dapat dijami orang yang sudah tergantung dengan narkoba maka ia akan merasakan rasa malas kemudian prestasi menyebabkan menurun. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian artikel saya yang berjudul <i><b><a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/5-bahaya-negatif-mengkonsumsi-narkoba.html" target="_blank">“5 Bahaya Terparah Mengkonsumsi Narkoba”</a></b></i> semoga dapat mencegah kita dalam menghindari menggunakan narkoba. Dan harapannya setelah membaca artikel ini juga dapat mencegah saudara, adik ataupun lingkungan kita dari <i><b>menghindarkan dari penggunaan</b></i> narkoba.</div>

5 Fakta Unik 5 Bahaya Negatif Mengkonsumsi Narkoba

Sumber: Google 5 Bahaya Terparah Mengkonsumsi Narkoba 5 Bahaya Terparah Mengkonsumsi Narkoba - Mengkonsumsi Narkoba secara tidak langsung akan membunuh bunuh diri sendiri. Sebagai obat terlarang narkoba memiliki dampak negatif dari berbagai b…

5 Bahaya Terparah Onani atau Masturbasi

16:26:00 jayafurniture 6

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><h2>
<a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/5-bahaya-terparah-onani-atau-masturbasi.html" target="_blank">5 Bahaya Terparah Onani atau Masturbasi</a><img alt="bahaya onani atau masturbasi" border="0" height="314" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPKVA1eyF4ecyYGEIedFa7V66tibXF4gCubLle44UWDcNA_qCEC6qmOZcohHjrBnQVeEg90mhOe2b_1xaoHz74l3MwU6rfyh6xYNEa9TNCpxwsHw6Bneqdpnxd5Urcc6PHTI8nPdytOC1S/s400/Gambar+Onani+atau+Masturbasi.jpg" title="Gambar onani atau masturbasi" width="400" /></h2>
</td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar: Kaskus.co.id<a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/5-bahaya-terparah-onani-atau-masturbasi.html" target="_blank"><i><b><br /></b></i></a></td></tr>
</tbody></table>
<a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/5-bahaya-terparah-onani-atau-masturbasi.html" style="text-align: justify;">5 Bahaya Terparah Onani atau Masturbasi - </a><span style="text-align: justify;">Sudah pernahkah anda mendengar tentang <b>Onani atau Masturbasi</b>? Sudah taukan anda mengenai istilah <i>Onani dan Masturbasi</i>? Sudah taukah tentang bahaya yang timbul dari onani atau masturbasi? Onani dan masturbasi merupakan istilah yang berbeda namun keduanya merupakan kegiatan yang sama yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memuaskan gaira seks tanpa melakukan senggama (hubungan seks) dengan menggunakan tangan atau alat bantu lainnya. Onani merupakan kegiatan memuasan diri yang disematkan ke lelaki sedangkan masturbasi merupakan kegiatan memuasksn gairah seks yang dilakukan perempuan.</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h3 style="text-align: justify;">
Istilah lain Onani/Masturbasi </h3>
<div style="text-align: justify;">
Istilah lain yang biasa digunakan untuk menyebut onani atau masturbasi adalah meggunakan istilah main sabun atau choli. Merupakan kegaiatn memuaskan gairah seks seseorang dengan menggunakan alat bantu sabun atau benda yang lain untuk merangsang gairah seks sehingga dengan alat bantu tersebut dapat mengeluarkan air mani</div>
<div style="text-align: justify;">
.</div>
<h3 style="text-align: justify;">
Alasan melakukan Onani atau Masturbasi </h3>
<div style="text-align: justify;">
Ada banyak alasan yang menyebabkan seseorang melakukan <a href="http://kingilmu.blogspot.co.id/2015/07/5-bahaya-terparah-onani-atau-masturbasi.html" rel="nofollow" target="_blank">onani atau masturbas</a><a href="https://www.blogger.com/null">i</a>. Biasanya yang menyebabkannya adalah ingin merasakan gairah seks tanpa melakukan senggama dengan pasangan hidupnya. Sedangkan yang lain adalah pasangan dalam melayani hubungan seks kurang memuaskan sehingga ia lebih memilih melakukan onani atau masturbasi dalam memenuhi kebutuhan libido (seks).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h3 style="text-align: justify;">
Bahaya yang timbul dari Onani atau Masturbasi </h3>
<div style="text-align: justify;">
Seorang yang terlalu sering atau kecanduan melakukan kegiatan merangsang gairah seks dengan onani ataupun masturbasi dapat menimbulkan dampak negatif bagi yang melakukannya. Berikut adalah 5 bahaya yang timbul dari Onani atau Masturbasi dalam bentuk psikis ataupun kesehatan:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h4 style="text-align: justify;">
1. Impotensi</h4>
<div style="text-align: justify;">
Keseringan melakukan Onani ataupun masturbasi dapat menyebabkan gangguan pada saraf parasimpatik sehingga bisa mempengaruhi kinerja otak dalam merespons rangsang seksual. Akibatnya adalah kemampuan berereksi menjadi lemah atau dalam dunia kedokteran yaitu disfungsi ereksi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h4 style="text-align: justify;">
2. Terkena penyakit psikologi yaitu “ bipolar disorder “ </h4>
<div style="text-align: justify;">
Meruapakan penyakit yang tidak ada obatnya melainkan seseorang yang sudah terbiasa beronani atau masturbasi mulai sadar mengenai bahaya yang timbul dari onani atau masturbasi. Apabila penyakit ini semakin parah dapat menyebabkan seseorang ketagihan seks atau seks mania.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h4 style="text-align: justify;">
3. Menjadi pemalu </h4>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu yang timbul dari keseringan beronani atau mastubasi menyerang psikis yang menyebabkan seseorang menurun tingkat kepercayaan diri dan merasa selalu rendah dari orang lain. Dampak-dampak psikis tersebut hanya dapat dirasakan sendiri oleh orang yang terlalu sering beronani atau masturbasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h4 style="text-align: justify;">
4. Merusak hubungan </h4>
<div style="text-align: justify;">
Bagi anda yang sudah berkeluarga atau berumah tangga akan menjadi bahaya bagi hubungan anda, walaupun onani atau masturbasi bisa dilakukan dengan pasangan anda namun, apabila kalau salah satu pasangan sudah menikmati onani atau masturbasi secara sendiri ha ini dapat menyebabkan kerusakan pada hubungan anda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h4 style="text-align: justify;">
5. Tidak dapat tidur kalau belum beronani atau bermartubasi</h4>
<div style="text-align: justify;">
Seorang yang telah merasakan kenikmatan beronani atau bermartubasi akan melakukan kegiatan onani atau bermartubasi setiap hari. Biasanya orang yang telah kecanduan akan susah tidur sebelum melakukan onani atau masturbasi. Bahaya terparah dari onani dan masturbasi saat akan tidur pikiran akan melayang-layang membayangkan keseksian lawan jenis. Bertahun-tahun khayalan tersebut dapat berjalan sehingga dapat menimbulkan kebiasaan sulit tidur kalau belum beronani atau bermartubasi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah banyak penelitian yang menyebutkan tentang <i><b>bahaya dari onani</b></i> atau masturbasi yang dilakukan secara tidak wajar atau lebih menjurus pada kegiatan sebagai kebutuhan. Penurunan kualitas diri barangkali yang sering disebutkan dalam penelitian beberapa dokter karena disebabkan oleh pengarus psikis. Lambat laun pengaruh psikis akan menyebabkan kesehatan seseorang menurun. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian artikel saya yang berjudul <a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/5-bahaya-terparah-onani-atau-masturbasi.html">5 Bahaya Terparah Onani atau Masturbasi</a> semoga dapat menjauhkan diri kita mengenai ketagihan beronani atau masturbasi. Pasangan kita membutuhkan belaihan kasih seksual dari kita so jangan biarkan pasangan hidup lebih menikmati gairah seksual selain dari pasangan hidup.</div>

5 Fakta Unik 5 Bahaya Terparah Onani atau Masturbasi

5 Bahaya Terparah Onani atau Masturbasi Gambar: Kaskus.co.id 5 Bahaya Terparah Onani atau Masturbasi - Sudah pernahkah anda mendengar tentang Onani atau Masturbasi? Sudah taukan anda mengenai istilah Onani dan Masturbasi? Sudah taukah tentang bahaya…

5 Fakta Manfaat Donor Darah

15:53:00 jayafurniture 5

<div style="text-align: center;">
<h2>
 5 Fakta Manfaat Donor Darah</h2>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfwMExvUvN3IsoRAkoLsBumCGnv5lENcan1lzYIT5zeqPNXdKHLqJnOVvmyYPf3GEmPSUKOnYcddnUnIlxPqf-NYMfozDeWPVebnMFV1gLwB-y8gjxpoMzQBWO3hKA9Vk2D-oE8SBJkdF2/s1600/Gambar+ajakan+donor+darah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Donor darah, manfaat donor darah, alasan medis donor darah" border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfwMExvUvN3IsoRAkoLsBumCGnv5lENcan1lzYIT5zeqPNXdKHLqJnOVvmyYPf3GEmPSUKOnYcddnUnIlxPqf-NYMfozDeWPVebnMFV1gLwB-y8gjxpoMzQBWO3hKA9Vk2D-oE8SBJkdF2/s400/Gambar+ajakan+donor+darah.jpg" title="donor darah" width="395" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/5-fakta-manfaat-donor-darah.html" target="_blank"><i><b>5 Fakta Manfaat Donor Darah-</b></i></a> Mungkin sobat cukup sering mendengar kalau <b>Palang Merah Indonesia (PMI)</b> membutuhkan banyak darah untuk mencukupi <b>kebutuhan darah</b> di Indonesia. Dan taukah anda <i><b>donor darah</b></i> merupakan suatu tindakan yang sangat mulia. Kenapa bisa disebut suatu tindakan yang mulia? Hal ini disebabkan pendonor sudah menyelamatkan nyawa seseorang yang sedang membutuhkan darah, bisa jadi kalau ia tidak mendapat darah dari anda nyawa seseorang dapat melayang. <br /><br />Kegiatan donor darah dapat menimbulkan kegiatan yang simbiosis mutualisme atara pendonor dan  penerima disebabkan selain bermanfaat buat si penerima darah. Ada alasan medis mengenai <b>manfaat saat anda berdonor darah</b>, berikut ini saya akan meyakinkan anda untuk melakukan donor darah tanpa sedikitpun mempunyai rasa menyesal bila melakukan donor darah: <br /><br /><h4>
1.       Menjaga kesehatan jantung </h4>
Dengan anda secara rutin melakukan <b>donor</b> baik itu yang tiga bulan sekali ataupun empat bulan satu kali membuat sirkulasi darah akan menjadi lebih baik, sehingga jantung terlatih dan bekerja untuk terus memompa darah sehingga menjadi lebih sehat. <br /><br /><h4>
2.       Mendapat pemeriksaan secara gratis tanpa bayar </h4>
Sebelum mendonorkan darah calon pendonor akan diperiksa terlebih dahulu mengenai tekanan dara, berat badan, kadar hb atau hemoglobin, frekuansi nadi dan pemeriksaan oleh dokter. Hal ini sanagt menguntungkan kita untuk cek up gratis <br /><br /><h4>
3.       Dapat Pemeriksaan darah secara gratis </h4>
Mendonorkan darah dapat dikatakan sebagai kegiatan cek darah dengan gratis, disebabkan semua darah yang telah didonorkan akan dicek terlebih dahulu tentang ada atau tidaknya penyakit yang terdapat dalam darah anda, seperti penyakit HIV, Hepatitis, sifilis ataupun penyakit yang lainnya </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /><h4>
4.       Pembaharuan sel darah </h4>
Setelah mendonorkan darahnya tubuhkan akan bekerja dengan maksimal untuk mengalirkan atau mengisi kembali  darah yang hilang. Hal tersebut dapat bermanfaat bag tubuh disebabkan akan merangsang sel-sel tubuh untuk mendapatkan darah baru dan dapat berguna untuk menjaga kesehatan bagi sang pendonor <br /><br /><h4>
5.       Mencegah penuaan dini </h4>
Nih yang paling saya suka mengenai <b>manfaat donor darah</b>, dapat mencegah penuaan diri biar kita dapat terlihat muda mulu. Hal ini disebabkan anda yang sering berdarah secara rutin menimbulkan kulit akan beregenerasi secara teratur dan sempurna. Keriput akan sulit timbul karena kulit yang selalu mengencang <br /><br />Selain itu setiap kali ada mendonorkan darah berarti sudah menyelamatkan 3-4 nyawa yang bisa diselamatkan. Sehingga menimbulkan rasa bahagia bagi penerima dan pendonor darah sehingga memicu rasa senang pada tubuh yang menyebabkan pikiran stabil. pikiran yang stabil menyebabkan semua pekerjaan yang dilaksanakan akan terasa mudah dan mencegah dari penuaan dini.</div>
<div style="text-align: justify;">
 </div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian artikel saya yang berjudul  <a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/5-fakta-manfaat-donor-darah.html" target="_blank">"5 Fakta  Manfaat Donor Darah"</a>, semoga dapat memicu serta mendorong diri kita untuk mendonorkan darah secara teratur. Kegiatan donor darah dapat berarti, satu tetes darah anda dapat menyelamatkan manusia. <br /></div>

5 Fakta Unik 5 Fakta Manfaat Donor Darah

5 Fakta Manfaat Donor Darah 5 Fakta Manfaat Donor Darah- Mungkin sobat cukup sering mendengar kalau Palang Merah Indonesia (PMI) membutuhkan banyak darah untuk mencukupi kebutuhan darah di Indonesia. Dan taukah anda donor darah merupakan suatu tind…

Kedudukan Pengadilan Agama Pada Masa Orde Reformasi

01:50:00 jayafurniture 0

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaKmVhywhukoX1qNUv28voRaY7ZKJYJV11iHHAlHOE6BZBHn0vXvMfw9hrm4WRuRo7wfCZ5TT7a1avtUlAUkgu3Ql9qX0q2ehxvIj-S1ytiIxad3wLH53pLc6xqOZU6mFDvXJj49wY0K4W/s1600/Gambar+Peradilan+Agama.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kedudukan peradilan agama" border="0" height="299" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaKmVhywhukoX1qNUv28voRaY7ZKJYJV11iHHAlHOE6BZBHn0vXvMfw9hrm4WRuRo7wfCZ5TT7a1avtUlAUkgu3Ql9qX0q2ehxvIj-S1ytiIxad3wLH53pLc6xqOZU6mFDvXJj49wY0K4W/s400/Gambar+Peradilan+Agama.jpg" title="Peradilan Agama" width="400" /></a></div>
<a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/kedudukan-pengadilan-agama-pada-masa.html" target="_blank"><i><b>Kedudukan Pengadilan Agama Pada Masa Orde Reformasi-</b></i></a> Seiring dengan tuntutan adanya <b>reformas</b>i di bidang <b>hukum</b>, <b>pengadilan agama</b> mengalami perubahan yang signifikan baik itu status maupun kedudukan dan kewenanganya. Dalam kewenangannya pegadilan Agama dalam penyatuatapan di bawah Mahkamah Agung mendapat kewenangan baru yakni mengadili, sengketa yang terkait dengan bidang zakat, infaq, sedekah, serta ekonomi syariah. <br />
<br />
Pengadilan Agama merupakan pengadilan yang di akui eksistensinya menurut Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 yang mana sangat berpengaruh besar bagi perkembangan dalam Pengadilan agama. <br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<h3>
Rumusan Masalah </h3>
<ol>
<li>Bagaimana <b>Penataan Peradilan Agama Pada Masa Reformasi ? </b></li>
<li>Apa <b>Dasar Hukum dan Wewenang Peradilan Agama ? </b></li>
<li>Bagaimana <b>Kedudukan Peradilan Agama dalam UUD 1945, UU Nomor 35 Tahun 1999 dan UU Nomor 4 Tahun 2004 ? </b></li>
<li>Bagaimana <b>Eksistensi Peradilan Agama Pasca Penyatuatapan ke MA ? </b></li>
</ol>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tujuan Penulisan</b> <br />
<ol>
<li>Mengidentifikasi dan memahami Peradilan Agama di Indonesia pada era reformasi. </li>
<li>Mengidentifikasi dan memahami perkembangan Peradilan Agama di Indonesia pasca Penyatuatapan ke Mahkamah Agung. </li>
</ol>
<br />
<h3>
A. Penataan Pengadilan Agama Pada Masa Reformasi </h3>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam usaha untuk memperkuat prinsip kekuasaan kehakiman sebagai wujud dari kemandirian lembaga yudikatif, maka sesuai dengan tuntutan reformasi di bidang hokum telah dilakukan perubahan terhadap Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman dengan Undang-Undangn Nomor 35 tahun 1999 tentang perubahan Atas Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan kehakiman. <br />
<br />
Konsekuensi dari diundangkanya UU No. 35 Tahun 1999 tersebut, diletakkan kebijakan bahwa, segala urusan mengenai peradilan baik yang menyangkut teknis yudisial maupun urusan organisasi,administrasi, dan finansial berada satu atap di bawah kekuasaan Mahkamah Agung.[1] Kebijakan ini dalam istilah populernya biasa disebut “kebijakan satu atap (one roof system). Dengan adanya kebijakan ini maka lembaga-lembaga peradilan yang ada di Indonesia-Pengadilan Umum, Pengadilan Tata Usaha Negara, Pengadilan Agama dan Pengadilan Militer-segera dialihkan ke Mahkamah Agung RI. Kebijakan ini juga dilakukan untuk memisahkan kekuasaan eksekutif dengan yudikatif dengan tujuan untuk memantapkan posisi lembaga peradilan pada segi-segi hokum formal dan teknis pengadilan. </div>
<div style="text-align: justify;">
Artikel terkait: <a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/sejarah-penerapan-hukum-perdata-di.html" target="_blank">Sejarah Penerapan Hukum Perdata di Indonesia</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Memasuki era reformasi, seiring dengan tuntutan adanya reformasi di bidang hokum, peradilan agama pun mengalami perubahan yang cukup signifikan, baik menyangkut status dan kedudukan maupun kewenangannya. Dengan mengikuti paradigma separation of power, status dan kedudukan Pengadilan Agama kemudian dilepaskan dari baying-bayang eksekutif yakni Departemen Agama, untuk selanjutnya dimaksukkan dalam satu atap (one roof system) di bawah Mahkamah Agung dan Badan lainnya. Dari segi kewengananya, peradilan Agama mendapatkan kewenangan baru, yakni mengadili sengketa yang terkait dengan bidang; zakat, infaq, sedekah, serta ekonomi syariah. <br />
<br />
Perubahan signifikan menyangkut kewenangan pengadilan agama, secara konstitusional diperoleh melalui UU No. 3 Tahun 2006 sebagai perubahan atas UU No. 7 Tahun 1989 tentang pengadilan agama yang disetujui DPR tanggal 21 Februari 2006. UU ini muncul sebagai konsekuensi adanya UU No.4 Tahun 2004. Pada Pasal 2 UU No. 3 Tahun 2006 tersebut ditegaskan bahwa, peradilan agama adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama islam mengenai perkara tertentu. <br />
<br />
<h3>
B. Dasar Hukum dan Wewenang Pengadilan Agama </h3>
Pada era reformasi ini keberadaan Pengadilan Agama selain didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang telah ada sebelumnya juga terdapat peraturan perundang-undangan yang menjadi dasr hukum keberadaan Pengadilan Agama dan kewenangannya, peraturan perundang-undangan tersebut antara lain : <br />
<ol>
<li>UU no. 35 tahun 1999 tentang perubahan UU no.14 tahun 1970 tentang pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman di Indonesia </li>
<li>UU no. 14 tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman di Indonesia. </li>
<li>UU no. 18 tahun 2001 tentang pembentukan Mahkamah Sayar’iah di Nanggro Aceh Darussalam. </li>
<li>Kepres RI no. 21 tahun 2004 tentang pengalihan organisasi, administrasi, dan finansial dilingkungan Peradilan Umum, Tata Usaha Negara Dan Peradilan Agama. </li>
<li>UU tahun 2006 tentang perubahan atas UU NO. 7 1989 tentang Pengadilan Agama. </li>
</ol>
<br />
<h3>
C. Kedudukan Pengadilan Agama Dalam UUD 1945 </h3>
UUD 1945 Pasal 24 ayat (2) menyatakan : Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang ada di bawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. <br />
<br />
<h3>
D. Kedududkan Peradilan Agama Dalam UU No. 35 Tahun 1999 </h3>
Pada tahun 1999 akhirnya diundangkan UU No. 35 Tahun 1999 tanggal 31 Agustus 1999 tentang Perubahan Atas UU No. 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman sebagai realisasi awal dari semangat supremasi hukum yang dikumandangkan dalam gerakan reformasi secara total dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia. Pertimbangan penting pengubahan UU No. 14 Tahun 1970 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman adalah karena UU ini dinilai telah menyimpang dari UUD 1945 dimana telah memunculkan dualisme pembinaan peradilan oleh dua kekuasaan yang berbeda, yaitu kekuasaan yudikatif dan kekuasaan eksekutif.[2]<br />
<br />
Pembinaan peradilan pada waktu itu dipisahkan menjadi dua, yaitu Pertama: pembinaan teknis yudisial berada di bawah Mahkamah Agung yang merupakan pelaksana kekuasaanyudikatif dan kedua: pembinaan administrasi, organisasi dan finansial berada di bawah Departemen-departemen yang merupakan pelaksana kekuasaan eksekutif di bawah Presiden. UU No. 35 Tahun 1999 ini merupakan koreksi atas UU No. 14 Tahun 1970 dan sebagai jembatan yang mengantarkan penyatuatapan semua badan peradilan di bawah Mahkamah Agung, baik secara teknis yudisial maupun secara administrasi, organisasi dan finansial, keluar dari masing-masing Departemennya semula dan masuk ke Mahkamah Agung. <br />
<br />
Perkembangan penting dalam UU No. 35 Tahun 1999 ini berkaitan dengan organisasi, administrasi dan finansial pengadilan sebagai berikut: <br />
<ol>
<li>Pembinaan organisasi, administrasi dan finansial semua badan peradilan yang semula berada di bawah departemen masing-masing dialihkan ke Mahkamah Agung (Pasal 11 ayat 1). </li>
<li>Pengalihan organisasi, administrasi dan finansial pengalihan tersebut diatur lebih lanjut dengan UU sesuai dengan kekhususan lingkungan peradilan masing-masing (Pasal 11 ayat 2). </li>
<li>Pengalihan organisasi, administrasi dan finansial pengadilan tersebut dilakukan secara bertahap, paling lama 5 tahun sejak UU ini mulai berlaku (Pasal 11 A ayat 1). </li>
<li>Pengalihan organisasi, administrasi dan finansial bagi Peradilan Agama waktunya tidak ditentukan (Pasal 11 A ayat 2). </li>
<li>Pelaksanaan pengalihan secara bertahap ditetapkan dengan Keputusan Presiden. </li>
</ol>
<br />
<h3>
E. Kedudukan Pengadilan Agama dalam UU Nomor 4 Tahun 2004 </h3>
Pertimbangan penting pengubahan UU Kekuasaan Kehakiman melalui UU No. 4 Tahun 2004 ini adalah untuk merealisasikan amanat dari UU No. 35 Tahun 1999, yakni mengalihkan semua pengadilan dari masing-masing Departemennya menjadi satu atap di bawah Mahkamah Agung untuk menjamin kemerdekaannya dari campur tangan eksekutif dan menguatkan kedudukan pengadilan. Perkembangan penting dengan diundangkannya UU ini maka kedudukan, peran dan fungsi yang diberikan kepada Peradilan Agama semakin luas dan mantap dengan perkembangan kemajuan yang sangat mendasar, yakni: <br />
<ol>
<li>Perubahan fungsi pengadilan dari sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman menjadi pelaku kekuasaan kehakiman.[3] Pasal 2 UU No. 7 Tahun 1989 menyatakan bahwa Peradilann Agama merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman. Pembentuk UU tidak menjelaskan apa perbedaan antara dua kata dimaksud. Barangkali istilah ‘pelaku’ ini bersumber dari Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 yang menetapkan bahwa “kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung ....dst”. konsisten dengan Pasal 2 ayat (2) UUD 1945 tersebut, maka Pasal 2 UU No. 4 Tahun 2004 menggunakan kata ‘dilakukan’. Kata ‘pelaksana’ adalah subjek yang mengerjakan sesuatu atas inisiatif, perintah atau ide pihak lain. Sedang ‘pelaku’ adalah subjek yang memiliki ide, kewenangan dan kemampuan untuk melaksanakan idenya sendiri. </li>
<li>Terdapat penegasan larangan campur tangan dalam urusan peradilan oleh pihak lain di luar kekuasaan kehakiman, kecuali dalam hal-hal sebagaimana disebut dalam UUD 1945. Penegasan larangan campur tangan ini tidak ada dalam UU sebelumnya.[4]</li>
<li>Dialihkannya pembinaan, organisasi, administrasi, dan keuangan pengadilan dari empat lingkungan peradilan dari Departemen masing-masing ke Mahkamah Agung.[5] Dengan demikian campur tangan eksekutif terhadap pembinaan organisasi, administrasi, dan finansial pengadilan tidak ada lagi dan kemandirian serta kemerdekaan hakim diharapkan lebih terjamin. </li>
<li>Dialihkannya tata cara sumpah hakim dari praktik “diambil sumpah” oleh atasannya menjadi “mengucapkan sumpah” dihadapan pimpinannya.[6]</li>
<li>Kedudukan Peradilan Agama sebagai sebuah lingkungan peradilan telah disejajarkan dengan Peradilan Umum sehingga tidak ada lagi istilah Peradilan Khusus bagi Peradilan Agama sebagaimana pernah diatur dalam UU No. 14 Tahun 1970 sebelumnya. Dan dengan demikian dimungkinkan dibentuknya pengadilan khusus dalam lingkungan Peradilan Agama. </li>
<li>Dilibatkannya Komisi Yudisial dalam rangka pengawasan eksternal guna menjaga kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku hakim agung dan hakim, dan pengangkatan hakim agung. Hal ini tidak pernah ada sebelumnya. </li>
<li>Diakuinya Mahkamah Syar’iyah di Nanggroe Aceh Darussalam sebagai peradilan negara dalam sistem peradilan nasional.[7]</li>
<li>UU ini disamping memantapkan kedudukan Peradilan Agama, namun tanpa mengubah fungsi khusus Peradilan Agama sebagai peradilan syariah Islam, pertama, dari sudut kedudukan dan kelembagaan, maka Peradilan Agama telah sejajar dengan Badan Peradilan Umum, yakni sebagai Pengadilan Negara dibawah Mahkamah Agung. Kedua, dari sudut fungsi yang diembannya, maka Peradilan Agama tetap merupakan peradilan khusus (spesifik), yakni sebagai Peradilan Syariah Islam. </li>
</ol>
<br />
<h3>
F. Eksistensi Pengadilan Agama Pasca Penyatuatapan ke MA </h3>
Proses penyatu atapan lingkungan badan peradilan agama tidak semulus penyatu atapan badan peradilan lainnya. Ia penuh liku dan menghadapi pro dan kontra. Meskipun demikian akhirnya di awal tahun 2004, peradilan agama telah benar-benar berada posisi yang tepat, yakni di bawah mahkamah agung sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman tertinggi. Sehingga peradilan agama sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman telah benar-benar mengalami loncatan perubahan, teerlebih lagi ketika keluarnya UU No. 3 Tahun 2006.[8]</div>
<div style="text-align: justify;">
Artikel terkait: <a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/pengertian-dan-prosedur-peninjauan.html" target="_blank">Pengertian dan Prosedur Peninjauan Kembali</a> <br />
<br />
Beberapa aspek yang mengalami perubahan setelah peradilan agama disatuatapkan pada era reformasi adalah menyangkut; status dan kedudukan, struktur organisasi, tugas dan fungsi, sumber daya manusia, finansial dan sarana dan prasarana, serta kewenangan dan hukum materialnya. <br />
<br />
<h4>
1. Status dan Kedudukan </h4>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam Pasal 24 UUD 1945 hasil amandemen, secara eksplisit dinyatakan bahwa, lingkungan peradilan agama disebutkan sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia, bersama lingkungan peradilan lainnya di bawah Mahkamah Agung. <br />
<br />
Diawal tahun 2004, terjadi perubahan sangat signifikan yang berhubungan dengan eksistensi peradilan agama, yaitu disahkannya UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman sebagai perubahan atas UU No. 35 Tahun 1999. Dalam UU No. 4 Tahun 2004 disebutkan bahwa, semua lingkungan peradilan, termasuk peradilan agama, pembinaan organisasi, administrasi dan finansialnya dialihkan dari pemerintah kepada Mahkamah Agung. <br />
<br />
Hal terakhir yang mengembirakan adalah pada tanggal 21 Maret 2006 telah disahkan UU No. 3 Tahun 2006, merupakan perubahan atas UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Setelah lahirnya UU No. 3 Tahun 2006 tersebut semakin kokohlah kekuasaan dan kewenangan peradilan agama. Hal lain yang penting dalam kedudukan peradilan agama di era reformasi adalah dalam hal pembinaan dan pengawasan.[9] Dalam hal pembinaan bahwa dalam UU tersebut disebutkan bahwa pembinaan teknis peradilan, oragnisasi, administrasi, dan finansial pengadilan dilakukan oleh Mahkamah Agung. Pembinaan teknis ini lebih mengacu pada penerapan hokum acara dalam peradilan yang bersangkutan dan penerapan segala peraturan yang berlaku menyangkut suatu perkara tertentu. <br />
<br />
Sedangkan mengenai pengawasan dalam UU No. 3 Tahun 2006 diatur bersandingan dengan pembinaan, sebagaimana disebutkan bahwa; “pembinaan dan pengawasan umum terhadap hakim dilakukan oleh ketua Mahkamah Agung. Pembinaan dan pengawasan umum tersebut tidak boleh mengurangi kebebasan hakm dalam memeriksa dan memutus perkara”. <br />
<br />
<h4>
2. Struktur Organisasi, Tugas, dan Fungsi </h4>
Tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2005 tersebut, kemudian diimplementasikan dengan surat Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomer: MA/SEK/07/SK/III/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Mahkamah Agung RI.[10]<br />
<br />
Dalam keputusan tersebut, ditentukan bahwa Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama terdiri atas: <br />
<ol>
<li>Sekretariat Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama. </li>
<li>Direktorat Pembinaan Tenaga Teknis Peradilan Agama. </li>
<li>Direktorat Pembinaan Administrasi Peradilan Agama. </li>
<li>Direktorat Pranata dan Tata Laksana Perkara Perdata Agama. </li>
<li>Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama. </li>
</ol>
<br />
<h4>
3. Sumber Daya Manusia </h4>
Tonggak awal berdirinya fondasi organisasi Peradilan Agama baru dimulai tahun 2006. Yakni ketika status Badan Peradilan Agama yang awalnya hanya direktorat kemudian meningkat menjadi Direktorat Jenderal setelah berada di Mahkamah Agung. Pada Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama terdapat pengembangan jabatan, baik jumlah maupun tingkat eselonnya. Peningkatan ini disamping sebagai penopang pelaksanaan tugaas pokok dan fungsi organisasi, pada saat bersamaan juga membuka peluang bagi pengembangan karir pegawai. <br />
<br />
<h4>
4. Keadaan Finansial dan Sarana Prasarana </h4>
Di era reformasi, anggaran untuk badan peradilan dilingkungan Mahkamah Agung mengalami peningkatan seiring dengan upaya peningkatan pelayanan publik dibidang hukum dan peradilan. Begitu juga anggaran untuk lingkungan peradilan agama yang dipusatkan pada Dirjen Badilag mengalami peningkatan yang signifikan bila dibandingkan dengan sebelum satu atap, terutama sejak tahun 2005, 2006 dan 2007. Meskipun penganggaran tersebut dipusatkan di Dirjen Badilg, namun mulai dari perencanaan progam dan penentuan jumlah/alokasi anggaran sampai pada pengelolaannya diserahkan langsung kepada masing-masing Pengadilan Agama dan pengadilan tinggi agama, selain juga ada anggaran yang direncankan dan dikelola pada sekertariat Dirjen Badilang dan pada masing-masing direktorat. <br />
<br />
<h4>
5. Kewenagan dan Hukum Materiil </h4>
Menurut UU No. 7 Tahun 1989, Peradilan Agama hanya berwenang menyelesaikan perkara; perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, dan sedekah. Akan tetapi dengan diberlakukannya UU No. 3 Tahun 2006, melahirkan paradigma baru peradilan agama. Meskipun UU No. 3 Tahun 2006 merupakan perubahan atas UU No. 7 Tahun 1989. Akan tetapi status peraturan perundang-undangan yang lama tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini. <br />
<br />
Dengan adanya UU No. 3 Tahun 2006, landasan hukum positif penerapan hukum islam lebih kokoh, khususnya menyangkut teknis penyelesaian sengketa kewenangan antara peradilan agama dengan peradilan umum. Ada beberapa irisan dan titik singgung antara keduanya, khususnya menyangkut hak opsi dan sengketa kepemilikan. <br />
Baca juga: <a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/pengertian-dasar-hukum-dan-teori.html" target="_blank">Pengertian, Dasar Hukum dan Teori Pembuktian Perdata</a><br />
<br />
<h4>
6. Asas-asas Hukum Peradilan Agama </h4>
Sebagaimana yang dapat disimpulkan dari UU No. 3 Tahun 2006, tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang peeradilan agama. adapun asas-asas yang berlaku pada pengadilan agama pada dasarnya hampir sama dengan asas-asas yang berlaku di pengadilan umum, yaitu antara lain:[11]<br />
<ol>
<li>Asas personalitas keislaman. </li>
<li>Asas kebebasan. </li>
<li>Asas tidak menolak hukumnya tidak jelas atau tidak ada. </li>
<li>Asas hakim wajib mendamaikan. </li>
<li>Asas sederhana, cepat, dan biaya ringan. </li>
<li>Asas mengadili menurut hukum dan persamaan hak. </li>
<li>Asas persidangan terbuka untuk umum. </li>
<li>Asas hakim aktif memberi bantuan. </li>
<li>Asas peradilan dilakukan dengan hakim majelis. </li>
</ol>
<br />
Abdullah Tri Wahyudi dalam bukunya peradilan agama di Indonesia menambahkan beberapa asas lagi yang itu juga tercamtum dalam UU No. 4 Tahun 2004 yaitu:[12]<br />
<ol>
<li>Asas pemeriksaan dalam dua tingkat. </li>
<li>Asas kewenangan mengadili tidak meliputi sengketa hak milik. </li>
<li>Asas hakim bersifat menunggu (hakim pasif-nemo yudex sine acto). </li>
<li>Asas bahwa ptusan pengadilan harus memuat pertimbangan. </li>
<li>Asas beperkara dengan biaya. </li>
<li>Asas Ne bis in Idem. </li>
</ol>
<br />
<h3>
Kesimpulan </h3>
<br />
Memasuki era reformasi, dengan adanya tuntutan reformasi dibidang hukum, peradilan agama mengalami perubahan yang cukup signifikan, baik menyangkut status, kedudukan maupun kewenangannya yaitu terdapat dalam UU No. 35 Tahun 1999, UU No. 4 Tahun 2004 dan UU No. 3 Tahun 2006. <br />
<br />
Dan setelah mengalami penyatuatapan dengan Mahkamah Agung ada beberapa aspek yang mengalami perubahan setelah pada era reformasi diantaranya adalah menyangkut; status dan kedudukan, struktur organisasi, tugas dan fungsi, sumber daya manusia, finansial dan sarana dan prasarana, serta kewenangan dan hukum materialnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<h3>
Saran </h3>
Demikianlah makalah ini kami susun sebaik mungkin,semoga bermanfaat bagi pembelajaran mahasiswa-mahasiswi syariah utamanya. Apabila ada salah kata atau kurangnya materi dalam menyusun makalah ini, kami para pemateri meminta maaf sebesar-besarnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<h3>
DAFTAR PUSTAKA </h3>
<br />
<ul>
<li>Aripin, Jaenal, Peradilan Agama Dalam Bingkai Reformasi Hukum di Indonesia, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008. </li>
<li> Arto, A Mukti, Pengadilan Agama Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2012. </li>
<li>Djalil, Basiq, Peradilan Agama di Indonesia, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2010. </li>
<li>http:// muhammadnasikhul.blogspot.com/2013/12/makalah-pengadilan-agama-pada-masa-orde.html?m=1 </li>
</ul>
<br />
<ol>
<li>Selama periode 1970 sampai dengan 1998 pembinaan aparat lembaga peradilan dilakukan oleh Mahkakamah Agung bersama Mentri Kehakiman dan HAM. </li>
<li>A Mukti Arto, Peradilan Agama Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2012, Hlm 160-161 </li>
<li>Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 jo Pasal 2, 4 ayat (2), 10, dan 31 UU N0. 4 Tahun 2004. </li>
<li>Pasal 4 ayat (3) dan (4) UU No. 4 Tahun 2004. </li>
<li>Pasal 13 ayat (1) UU No. 4 Tahun 2004. </li>
<li>Pasal 30 ayat (1) UU No. 4 Tahun 2004. </li>
<li>Pasal 15 ayat (2) UU No. 4 Tahun 2004 </li>
<li>muhammadnasikhul.blogspot.com/2013/12/makalah-pengadilan-agama-pada-masa-orde.html?m=1 (akses 04-11-2014 19.45 WIB) </li>
<li>Jaenal Aripin, Peradilan Agama dalam bingkai reformasi hukum di Indonesia, Jakarta, kencana Prenada Media Group, 2008, Hlm 315 </li>
<li>Ibid, Hlm 316 </li>
<li>Ibid, Hlm 348-354 </li>
<li>Ibid, Hlm 355-356 </li>
</ol>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<h3>
Makalah Kedudukan Pengadilan Agama Pada Masa Orde Reformasi ditulis Oleh:</h3>
<ol>
<li> Ahmad Yazid </li>
<li>Moh Misbahul Munir </li>
<li>Umar Faruq </li>
<li>Ari Fahrur Rozi Aufa</li>
</ol>
</div>

Hukum makalah Kedudukan Pengadilan Agama Pada Masa Orde Reformasi

Kedudukan Pengadilan Agama Pada Masa Orde Reformasi- Seiring dengan tuntutan adanya reformasi di bidang hukum, pengadilan agama mengalami perubahan yang signifikan baik itu status maupun kedudukan dan kewenanganya. Dalam kewenangannya pegadilan Agam…

Pengertian dan Hukum Waris Anak Zina dalam Agama Islam

19:00:00 jayafurniture 1

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQt9_9fjS3h1Q1KdvZJN0R6nj8vZDvXUatmBaxmylbh7HylUUElgdaq1o1gGJLoKKelWsFOvu-f62AdXVe1FqDPcaMNtfB2DYM7-QDsFjH6iWtdxyhPRS0qe8fBz4JgYMKKyOc_yoeloTU/s1600/Hukuman+Zina.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Hukum dan pengertian zina" border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQt9_9fjS3h1Q1KdvZJN0R6nj8vZDvXUatmBaxmylbh7HylUUElgdaq1o1gGJLoKKelWsFOvu-f62AdXVe1FqDPcaMNtfB2DYM7-QDsFjH6iWtdxyhPRS0qe8fBz4JgYMKKyOc_yoeloTU/s400/Hukuman+Zina.jpg" title="zian" width="322" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ajakan Menjauhi Zina</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/pengertian-dan-hukum-waris-anak-zina.html" target="_blank"><i>Pengertian dan Hukum Waris Anak Zina dalam Agama Islam-</i></a> </b>Hukum<b> kewarisan</b> Islam mengatur peralihan harta dari seseorang yang telah meninggal kepada yang masih hidup. <b>Aturan</b> <b>tentang</b> peralihan harta ini disebut dengan berbagai nama. Dalam <b>literatur</b> hukum Islam di temui beberapa istilah untuk menamakan hukum kewarisan islam seperti: faraid, fiqih mawaris dan hukum al-waris. Perbedaan dalam arah yang dijadikan titik utama dalam pembahasan. Kata yang lazim dipakai adalah faraid. Kata ini di gunakan oleh an- Nawawi dalam kitab fiqih minhajal-thalibin. oleh Al-Mahalliy dalam komentarnya atas nama Minhaj, di sebutkan alasan penggunaan kata tersebut. <br />
<br />
“Lafadzh Faraid merupakan jama’(bentuk plura) dari lafadz faraidhah yang mengandung arti Mafrudhah, yang sama artinya dengan <b>Muqadrah</b> yang mengandung arti Muqaddarah yaitu: suatu yang di tetapkan bagiannya secara jelas. Di dalam ketentuan kewarisan Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an lebih banyak terdapat bagian yang ditentukan di bandingkan bagian yang tidak di tentukan. Oleh karena itu, hukum ini dinamai dengan faraid’’. <br />
<br />
Adapun penggunaan kata mawaris lebih melihat kepada yang menjadi objek dari hukum ini yaitu harta yang beralih kepada ahli waris yang masih hidup. Kata mawarist merupakan bentuk plural dari kata Miwarats yang berarti Mauruts, harta yang di warisi. Dengan demikian maka arti kata warist yang di pergunakan dalam beberapa kitab merunjuk kepada orang yang menerima harta warisan itu, karna kata warist artinya adalah orang pewaris. </div>
<h3 style="text-align: justify;">
Rumusan Masalah </h3>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Apa <b>pengertian anak zina ? </b></li>
<li>Bagaimana <b>warisan anak zina dan status anak zina ?</b></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h3 style="text-align: justify;">
Tujuan Makalah </h3>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Untuk mengetahui pengertian anak zina </li>
<li>Untuk mengetahui warisan anak zina dan status anak zina  </li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h3 style="text-align: justify;">
A. Pengertian Anak Zina </h3>
<div style="text-align: justify;">
<b>Anak zina</b> adalah anak yang lahir dari suatu perbuatan zina, yaitu hubungan kelamin antara laki-laki dengan perempuan yang tidak terikat dalam nikah yang sah meskipun ia lahir dalam suatu perkawinan yang sah, dengan laki-laki yang melakukan zina atau laki-laki lain.[1] <br />
<br />
Para Ulama telah sepakat bahwa seorang anak tidak dapat di nasabkan kepada bapaknya sebagai anak sah kalau anak itu dilahirkan kurang dari waktu 6 bulan akad perkawian. Sebab menurut mereka tenggang waktu yang sependek-pendeknya yang harus ada antara kelahiran anak dengan perkawinan itu ialah 6 bulan. Ini berarti jika ada anak yang lahir 3 bulan setelah orang tuanya akad nikah, maka anak tersebut tidak dapat di nasabkan kepada ayahnya sebagai anak yang sah. </div>
<div style="text-align: justify;">
Artikel terkait: <a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/hak-kewarisan-dzawil-arham-menurut-para.html" target="_blank">Hak Kewarisan Dzawil Arham Menurut Para Ahli Fiqh</a><br />
<br />
Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa wanita yang melahirkan itu tetap dianggap berada dalam ikatan suaminya, sehingga karenanya anak yang dilahirkan itu dapat dipertalikan nasabnya kepada ayahnya sebagainya yang sah. Imam Abu Hanifah meninjau masalah tersebut dari segi yuridis formil bukan dari segi adanya kemungkinan bersetubuh. Pendapat beliau ini berlandasan dengan hadist Nabi yaitu “ Anak itu dinasabkan kepda orang yang seranjang tidur” (riwayat 5 orang ahli Hadist). <br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Kesimpulannya anak tersebut terputus hubungan nasabnya dengan ayahnya. Tetapi pertalian nasab dengan ibunya masih. Oleh karna itu mereka dapat mempusakai orang tuanya dari pihak ibu dan keluarga-keluarga ibunya, bukan dari pihak bapak sebagaimana yang berlaku pada zaman jahiliyah dahulu. Demikian pendapat jumhur ulama. <br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sandaran jumhur ulama dalam menetapkan terputusnya pertalian nasab anak zina dengan bapaknya dan sekaligus mereka tidak boleh mewarisi bapaknya. <br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
“Warta dari Ibnu Umar r.a yang menjelaskan bahwa seorang laki-laki yang me-li’an isterinya pada zaman Nabi SAW dan mengingkari anak isteri tersebut, maka Nabi menceraikan antar keduanya dan mempertemukan nasabnya anak kepada ibunya.”(HR. Bukhary dan Abu Dawud).[2] <br />
<br />
Jelas kiranya bahwa tindakan mengubungkan nasab anak zina dengan ibunya memberikan suatu petunjuk bahwa hubungan warisan antara anak dengan ibunya belum terputus merupakan salah satu sebab mempusakai. [3]</div>
<h3 style="text-align: justify;">
B. Warisan anak zina dan mempusakai harta peninggalan anak zina </h3>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Az-zaila’iy bahwa hak warisan mereka itu hanya dari ibunya saja sebab pertalian nasab dari ayahnya sudah terputus. <br />
<br />
Para fuqoha kota Madinah dan Sahabat Zaid bin Tsabit berpendapat bahwa harta peninggalan anak zina dan anak terlaknat itu dapat diwarisi sebagai mana harta peninggalan anak yang bukan peninggalan zina yaitu ibunya dapat mewarisi sepertiganya dan sisanya diserahkan ke baitul mal. Kecuali kalau ia meninggalkan saudara-saudara tunggal ibu maka saudara-saudara tersebut memperoleh sepertiga bagian. <br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Abu Hanifah beserta rekan-rekanya mengikuti pendirian diatas, hanya saja Imam Abu Hanifah yang kosekuen dengan pendirian meletakan Dzawil Arkham lebih utama dari pada kaum muslimin pada umumnya (dengan lewat baitul mal ). </div>
<h4 style="text-align: justify;">
Menurut hukum adat</h4>
<div style="text-align: justify;">
Menurut hukum adat waris, khususnya di Jawa yang sedikit banyak sudah terpengaruhi oleh hukum waris Islam anak terlahir diluar perkawinan akan menjadi ahli waris terhadap peninggalan ibunya dan keluarga-keluarga dari ibunya. Anak tersebut menurut hukum adat tidak mempunyai bapak. Adapun hubungan nasabnya dengan ibu tidak berbeda dengan hubungan anak yang sah.[4] </div>
<h3 style="text-align: justify;">
C. Nasab anak zina</h3>
<div style="text-align: justify;">
Jika wanita yang melakukan perbuatan zina tersebut tidak memiliki suami atau tidak sedang dalam masa iddah, ada beberapa pendapat mengenai nasab dari anak yang dikandung oleh wanita tersebut. <br />
<br />
Pendapat pertama megenai Hukum Waris Anak Zina dalam Agama Islam mengatakan bahwa anak tersebut dapat dinasabkan kepada laki-laki yang datang dan mengakuinya sebagai anak dan bukan hasil dari perbuatan zina dengan ibu si anak. Sebalikya, jika laki-laki itu berkata dan mengakui bahwa anak itu adalah anaknya dari perbuatan zina dengan ibu si anak, jumhur ulama berpendapat, anak itu tidak bisa dinasabkan kepadanya. Sebab, nasab atau keturunan adalah sebuah karunia, dan itu tidak bisa diperoleh dari perbuatan tercela. Akan tetapi, balasan yang sesuai untuk perbuatan zina adalah azab. Sedangkan Ishaq bin Rahawaih, Ibnu Taimiyah, dan Ibnul Qayyim berpendapat bahwa anak yang lahir karena perbuatan zina adalah keturunan orang yang mengaku, sebab pada kenyataannya ia memang berbuat zina dengan ibu si anak, sebagaimana penetapan nasab anak itu kepada ibunya. Penetapan itu dimaksudka nagar si anak tidak terlantar, tidak mendapat mudharat, dan tidak terkena aib karena perbuatan yang tidak ia lakukan. Sebab, orang yang tidak berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. <br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika wanita yang melakukan perbuatan zina tersebut adalah seseorang yangmemiliki suami atau dalam masa iddah, maka ulama sepakat bahwa nasab dari anak yang dikandung oleh wanita tersebut adalah anak dari suaminya, dan pengakuan seseorang atas anak tersebut tidak dapat diterima. Dalil yang dijadikan pegangan oleh jumhur ulama, yaitu sabda Nabi SAW yang artinya: "Anak milik orang yang memiliki ranjang (suami) dan wanita pezina mendapatkan sanksi." [5] </div>
<h3 style="text-align: justify;">
Kontekstualisasi Warisan Anak Zina</h3>
<div style="text-align: justify;">
Melalui pasal 99 Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa anak yang sah adalah:[6] (a) Anak yang dilahirkan dalam atau perkawinan yang sah (b) Hasil pembuahan suami istri yang sah diluar Rahim dan dilahirkan oleh istri tersebut. Pasal 99 KHI merupakan pengembangan pasal 42 UU tentang perkawinan No. 1 Tahun 1974. <br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan pasal 99 (a) jelas bahwa <b>anak zina</b> yang lahir setelah ibunya dinikahi oleh orang yang menghamilinya seperti yang diatur dalam pasal 53 ayat 1 KHI adalah anak sah. Sebabnya ialah anak tersebut dilahirkan dalam perkawinan yang sah. Anak ini bukan anak yang lahir di luar perkawinan. Anak yang lahir di luar perkawinan menurut pasal 186 KHI hanya mempunyai hubungan saling mewaris dengan ibunya, Oleh karena anak ini dilahirkan dalam perkawinan yang sah, maka ia saling mewaris tidak saja dengan ibu dan keluarga dari pihak ibunya, tetapi juga saling mewaris dengan bapak dan keluarga dari pihak bapaknya. </div>
<h3 style="text-align: justify;">
Warisan anak zina menurut MUI </h3>
<div style="text-align: justify;">
Fatwa MUI No. 11 Tahun 2012 tentang kedudukan anak zina dan perlakuan terhadapnya yang dikeluarkan sabtu 10 maret 2012, memutuskan dan menetapkan:[7] <br />
<br />
Pertama: Ketentuan Hukum, Anak hasil zina adalah anak yang lahir sebagai akibat dari hubungan badan diluar nikah yang sah menurut ketentuan agama, dan merupakan jarimah (tindak pidana kejahatan). <br />
<br />
Kedua: Ketentuan Hukum</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Anak hasil zina tidak mempunyai hubungan nasab,wali nikah, waris, dan nafaqah yang menyebabkan kelahiranya. </li>
<li>Anak hasil zina hanya mempunyai hubungan nasab, waris, dan nafaqah dengan ibunya dan keluarga ibunya. </li>
<li>Anak hasil zina tidak menanggung dosa perzinahan yang dilakukan oleh orang yang mengakibatkan kelahiranya. </li>
<li>Pezina dikenakan hukuman had oleh pihak yang berwenang, untuk menjaga kepentingan keturunan yang sah (hifzh al-nasl). </li>
<li>5. Pemerintah berwenang menjatuhkan hukuman ta’zir lelaki pezina yang mengakibatkan lahirnya anak dengan mewajibkan untuk:1. Mencukupi kebutuhan hidup anak tersebut.2. Memberikan harta setelah ia meninggal melalui wasiat wajibah. </li>
<li>Hukuman sebagaimana dimaksud nomor 5 bertujuan melindungi anak, bukan untuk mengsahkan hubungan nasab antara anak tersebut dengan lelaki yang mengakibatkan kelahirann.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h3 style="text-align: justify;">
Kesimpulan</h3>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian makalah kami yang berjudul <i><a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/pengertian-dan-hukum-waris-anak-zina.html" target="_blank">Pengertian dan Hukum Waris Anak Zina dalam Agama Islam </a></i>semoga dapat bermanfaat dan kesimpulan makalah tadi adalah Anak zina adalah anak yang lahir dari suatu perbuatan zina, yaitu hubungan kelamin antara laki-laki dengan perempuan yang tidak terikat dalam nikah yang sah meskipun ia lahir dalam suatu perkawinan yang sah, dengan laki-laki yang melakukan zina atau laki-laki lain. <br />
<br />
Menurut Az-zaila’iy bahwa hak warisan mereka itu hanya dari ibunya saja sebab pertalian nasab dari ayahnya sudah terputus. <br />
<br />
Para fuqoha kota Madinah dan Sahabat Zaid bin Tsabit berpendapat bahwa harta peninggalan anak zina dan anak terlaknat itu dapat diwarisi sebagai mana harta peninggalan anak yang bukan peninggalan zina yaitu ibunya dapat mewarisi sepertiganya dan sisanya diserahkan ke baitul mal. Kecuali kalau ia meninggalkan saudara-saudara tunggal ibu maka saudara-saudara tersebut memperoleh sepertiga bagian. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h3 style="text-align: justify;">
Saran </h3>
<div style="text-align: justify;">
Jauhiah perbuatan zina apabila tidak ingin mendapat dampak yang buruk, salah satunya yakni tentang kewarisan anak zina, yang hingga saat ini masih diperdebatkan oleh banyak kalangan. <br />
<br /></div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Amir syarifuddin,Hukum Kewarisan Islam,Jakarta:Kencana,2004,hlm.148 </li>
<li>Fathur Rohman, Ilmu Waris, Bandung, Al-Ma’arif,1971, Hlm.222 </li>
<li>Ibid,hlm 221-222. </li>
<li>Ibid,Hlm 226. </li>
<li>http://www.academia.edu/3790881/makalah_hukum_waris_anak_zina_dan_lian, 08/11/2014, 10.33 </li>
<li>http://muhammadnasikhul.blogspot.com/2014/09/penegertian-warisan-anak-zina-di.html?m=1, 09/11/2014, 19.49 </li>
<li>Ibid, 09/11/2014, 20.49 </li>
</ol>

makalah Pengertian Pengertian dan Hukum Waris Anak Zina dalam Agama Islam

Ajakan Menjauhi Zina Pengertian dan Hukum Waris Anak Zina dalam Agama Islam- Hukum kewarisan Islam mengatur peralihan harta dari seseorang yang telah meninggal kepada yang masih hidup. Aturan tentang peralihan harta ini disebut dengan berbagai nama.…

Pengertian dan Sebab Perbedaan Ijtihad

15:03:00 jayafurniture 0

<h3 style="text-align: justify;">
 <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9zShlQ7y-JEiHGfsfSyk12zAvRCBJ8LLWBslztNyX8jJE2tsb5Viztqx6eCxmd5IWdjMqZI4JAa_qhkFSrxsYyGmIt5T9ruHnTWP4q4jl3VFw2YrgioRRmFN8K_rh0ZBcNfYT_ve2xAI0/s1600/Pengertian+Ijtihad.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="sebab perbedaan ijtihad" border="0" height="146" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9zShlQ7y-JEiHGfsfSyk12zAvRCBJ8LLWBslztNyX8jJE2tsb5Viztqx6eCxmd5IWdjMqZI4JAa_qhkFSrxsYyGmIt5T9ruHnTWP4q4jl3VFw2YrgioRRmFN8K_rh0ZBcNfYT_ve2xAI0/s400/Pengertian+Ijtihad.jpg" title="Ijtihad" width="400" /></a></div>
Pengertian Ijtihad</h3>
<div style="text-align: justify;">
Sumber hukum islam ketiga adalah akal <b>pikiran</b> manusia yang memenuhi syarat untuk berusaha, berikhtiar dengan seluruh kemampuan yang ada padanya untuk memahami kaidah-kaidah hukum yang <b>fundamental</b> yang terdapat dalam al-qur’an, <b>kaidah-kaidah hukum</b> yang bersifat umum yang terdapat dalam hadits da merumuskannya menjadi garis-garis hukum yang dapat diterapkan pada suatu kejadian tertentu. <br />
<br />
Akal adalah kunci untuk memenuhi agama, ajaran dan hukum islam. Manusia, khusunya umat islam tidak akan dapat memahami islam tanpa mempergunakan akal. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa agama adalah akal, tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal. Jika pernyataan ini dikaitkan dengan hukum, berarti bahwa hukum dan hukuman itu berkaitan dengan akal, tidak ada hukum atau hukuman bagi orang yang tidak berakal. Sehingga akal mempunyai kedudukan yang tinggi dalam sistem agama islam, karena akal adalah wadah yang menampung aqidah, syari’ah dan akhlaq. </div>
<div style="text-align: justify;">
Artikel terkait: <a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/pengertian-asbab-nuzul-menurut-para.html" target="_blank">Pengertian Asbab An-Nuzul Menurut Para Pakar Fiqh</a><br />
<br />
Akal yang mempunyai fungsi sangat penting dalam kehidupan manusia, tumbuh dan berkembang menuju kesempurnaan melalui proses. Akan tetapi, bagaimanapun posisi peranan akal dalam ajaran islam, harus tetap mendapatkan bimbingan dan petunjuk dari Allah SWT yang berupa wahyu. Hal ini karena selain manusia itu lemah,pelupa dan acuh tak acuh, pada dirinya sendiri terdapat hambatan-hambatan yang menyebabkan ia tidak mampu mempergunakan akalnya secara benar dan baik. </div>
<div style="text-align: justify;">
Artikel terkait: <a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/biografi-dan-istinbath-penggalian-hukum.html" target="_blank">Biografi dan Istinbath "Penggalian" Hukum Imam Malik</a></div>
<h3 style="text-align: justify;">
 </h3>
<h3 style="text-align: justify;">
Sebab-sebab perbedaan dalam ijtihad</h3>
<div style="text-align: justify;">
Dalam melakuan Ijtihad ada beberapa yang <b><i>mempengaruhi Mujtahid dalam berpikir</i></b> sehingga menimbulkan beberapa perbedaan antar mujtahid satu dan yang lain, berikut adalah yang menyebabkan perbedaannya:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h4 style="text-align: justify;">
1.      Perbedaan dalam methode memahami ayat al-Qur’an</h4>
<div style="text-align: justify;">
Para ulama’ sepakat untuk menyatakan bahwa al-Qur’an merupakan dasar pokok dan utama serta pertama bagi para mufti dan berijtihadnya, sebab setiap masalah harus dikembalikan kepadanya sebagai sumber hukum pertama dan utama. Dan para sahabat masih harus mencari orang-orang yang benar-benar memahami masalah asbab al Nuzul ayat. Meskipun demikian, masih saja terjadi perselisihan dan perbedaan pandangan diantara mereka. <br />
<br />
Adapun terjadinya perbedaan di kalangan mereka disebabkan adanya hal-hal seebagai berikut: </div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Adanya perbedaan wawasan dan pengetahuan yang telah mereka miliki, disamping perbedaan lamanya mereka bergaul dengan Rasulullah saw. </li>
<li>Adanya “Ta’arrudl al-Nushush” (pertentangan antar ayat-ayat), misalnya masalah “Iddah Wafat” dan “Iddah Hamil” yang disebabkan perbedaan di dalam memahami makna lafdliyyah ayat dalam al-qur’an, seperti lafal     " قروء" dalam ayat. </li>
<li>Adanya susunan ayat yang mengandung dua presepsi atau wajah, seperti ayat tentang “Ila’ ( Suami bersumpah tidak akan mencampuri istrinya atau menidurinya ).</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h4 style="text-align: justify;">
2.       Perbedaan dalam methode memahami al-sunnah</h4>
<div style="text-align: justify;">
Al-hadits yang dikeluarkan oleh Rasulullah selama 22 tahun lebih itu disebabkan adanya kasus yang terjadi di tengah-tengah masyarakat pada waktu itu. Diantara kasus-kasus tersebut ada yang disepakati dan ada pula yang dibatalkan. Begitu juga keadaan para sahabat yang bermacam-macam, ada yang lebih dahulu masuk islam dan ada yang baru saja masuk. Ada yang juga sebagian waktunya dipergunakan untuk mencari ilmu. Begitu juga waktu untuk berijtihad, dimana para sahabat itu ada yang hampir seluruh waktunya dipergunakan untuk mengikuti jejak Rasulullah dan mereka ini jelas wacana keagamaannya lebih luas dari yang lain. <br />
<br />
Oleh sebab itu, para sahabat yang masuk islam lebih dahulu, lalu waktunya dihabiskan untuk menyertai Rasul, maka wawasan mereka dalam kemampuan memahami nash, lebih sempurna dibandingkan dengan sahabat yang masuk islamnya belakang dan waktu mereka gunakan untuk menyertai Rasul hanya sedikit. Dengan keadaan inilah maka Hadits Nabi yang diterima para sahabat tersebut tentu tidak sama. <br />
<br />
Sekalipun dapat dikatakan bahwa hampir seluruh waktu para sahabat itu dipergunakan untuk menyertai Rasul, tidak semuanya al-Hadits diterimanya. Hal ini terjadi pada sahabat berikut: <br />
<br />
<b>a.       Abu Bakr al-Shiddiq,</b> yang tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan sahabat tentang “Pusaka Nenek”, sebab dalam al-Qur’an dan al- Hadits belum pernah ditemukannya. Lalu para sahabat dikumpulkan untuk mencari jawabannya. Dari peristiwa itulah, maka sahabat Mughirah bin Syu’bah dan Muhammad bin Maslamah menjawab dengan mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw. pernah memberikan bagian nenek perempuan sebanyak seperenam (1/6) dari harta pusaka. <br />
<br />
<b>b.      Khalifah Umar bin Khathab</b>, yang berfikir lama sekali dalam memahami maslah Abdurrahman bin Auf menjelaskan sabda Nabi dengan mengatakan bahwa Nabi bersabda sebagai berikut: <br />
<br />
سُنُّوْا بِهِمْ سُنُّةُ اُهْلِ الْكِتُابِ (رواه الشا فعى واحمد بخارى وابو داوود) <br />
<br />
Perlakukanlah mereka itu ( Kafir Majusi ) sebagaimana perlakuan terhadap ahli kitab. <br />
<br />
<b>c.       Masalah “Mufawwidlah”</b>, artinya Wanita yang langsung menyerahkan dirinya kepada seorang laki-laki dengan tidak menetapkan besar kecilnya mahar yang suaminya mati sebelum disetubuhi. Sedang yang dipersoalkan disini adalah <br />
<br />
- Apakah wanita ini mendapatkan “Mahar” atau tidak ? <br />
<br />
- Apakah status thalaq karena kematian suami itu sama dengan status thalaq karena ditalaq suami yang masih hidup ? <br />
<br />
Dalam menanggapi masalah tersebut, sahabat satu dengan yang lain berbeda pendapat, diantaranya ialah: <br />
<br />
1.      Ali dan Zaid bin ‘Umar berpendapat bahwa “Mati itu sama dengan Talak” dan tidak berhak untuk mendapatkan “Mahar Mitsil” <br />
<br />
2.      Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa “Mati itu tidak sama dengan talak”. Dan berhak mendapatkan “Mahar Mitsil”. Hal ini berdasarkan al-Hadits tentang masalah “Mufawwidlah” yang terjadi pada diri “Barwa’ binti Mas’ud yang isinya menjelaskan bahwa wanita Mufawwidlah itu berhak menerima “Mahar Mitsil”. <br />
<br />
<b>d.      Masalah Mandi-Wajib bagi wanita yang rambutnya tebal</b>. Dalam hal ini terjadi perbedaan pendapat dikalangan para sahabat, yaitu” <br />
<br />
1.      Umar berpendapat wanita tersebut harus menguraikan rambutnya supaya airnya dapat merata diatas kepala. <br />
<br />
2.      ‘Aisyah berpendapat setelah mendengar fatwa ‘Umar sambil merasa geli hatinya dengan mengatakan: <br />
<br />
لقد كنت اغسل انا ورسول الله صلى الله عليه وسلم من اناء واحد وما ازيد ان افرغ على رأس ثلا ث                                                                                                           افرغات                                                                <br />
<br />
Benar-benar akau mandi bersama Rasulullah dari satu bejana, sedangkan aku tidak melebihi menuangkan air diatas kepalaku dari tiga kali siraman. <br />
<br />
<b>e.       Masalah Nasikh-Mansukh dalam al-Hadits</b>. Dalam hal ini terjadi perbaedaan pandangan dikalangan para sahabat, yang disebabkan adanya sahabatb yang belum mengetahui bahwa al-hadits itu sudah di-nasakh, seperti Ibnu Mas’ud. Sedang hadits yang me-nasakh sudah diketahui oleh sahabt lain yang diriwayatkan oleh Sa’ad bin Abi Waqqash. <br />
<br />
Dari kenyataan seperti itulah, maka para sahabat sangat berhati-hati dalam menerima riwayat al-hadits, sebagaimana yang terjadi pada diri sahabat ‘Umar bin Khathab yang menolak al-hadits tentang Fatimah binti Qaisy yang telah di talaq bain, dimana oranng yang tertalak bain tidak berhsk menerima “Nafaqah dan “tempat tinggal”. <br />
<br />
Dengan demikian, maka dapat diketahui bahwa perselisihan antara sahabat satu dengan yang lain dalam masalah keberadaan al-hadits itu, disebabkan adanya hal-hal sebagai berikut, yaitu: </div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Tidak tersebarnya al-Hadits secara meluas. </li>
<li>Terlalu teliti dan hati-hatinya para sahabat Nabi dalam menerima suatu periwayatan al-Hadits. </li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h4 style="text-align: justify;">
3.    Perbedaan Methode Ijtihad di Kalangan Sahabat </h4>
<div style="text-align: justify;">
Dalam prosedur penerapan metode penentuan hukum islam,para sahabat selalu menggunakan metode (cara)njika masalah tersebut tidak di temukan hukumnya dalam al-quran dan al-hadist, maka untuk menetapkan hukumnya mereka menggunakan Ra’yu atau ijtihad. Artinya setelah merenungkan dan menyelidiki masalahnya dan mencari yang benardiantara dalil-dalil yang dhahir dan yang bertentangan,baik pada akhirnya diputuskan sendiri maupun ditempuh dengan jalan yang lainnya. <br />
<br />
Karna faktor penetapan seperti itulah,terjadi perselisihan,diantara mereka sesuai dengan arah dan tujuan amsing-masing. Sekalipun demikian, perselisihan diantara mereka tidak sampai meluasdeperti yang terjadi pada masa-masa sesudahnya. Hal ini disebabkan adanya hal-hal sebagai berikut: </div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Prinsip musyawarah dikalangan para sahabat masih sangat kuat. </li>
<li>Para sahabat maih banyak yang menetap di madinah, sehingga mudah sekali terjadi “Ijma’- Sahabat”. </li>
<li>Periwayatan al-Hadits belum begitu meluas. </li>
<li>Belum banyaknya masalah-masalah baru yang muncul. </li>
<li>Para sahabat tidak mempermudah dalam memberikan fatwa. Dan ini terbatas pada kasus-kasus yang ada. </li>
<li>Dalam memberikan fatwa, mereka selalu mengutamakan orang-orang yang lebih pantas untuk berfatwa. </li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Sekalipun demikian, di masa-masa sekarang sulit sekali ditemukan kitab-kitab yang khusus membukukan fatwa-fatwa mereka, karena memang tidak dibukukan. </div>
<h4 style="text-align: justify;">
 </h4>
<h4 style="text-align: justify;">
4.    Perbedaan Methode Ijtihad di Kalangan Tabi’in </h4>
<div style="text-align: justify;">
Pada masa tabi’in, kedudukan ijtihad sebagai salah satu alat untuk menggali hukum islam semakin meluas sekalipun prinsip musyawarah sudah terlihat agak menurun dan kurang berfungsi. Hal ini terjadi karena adanya hal-hal sebagai berikut: <br />
<br />
<ol>
<li>Banyaknya para Ulama’ yang sudah terpencar seluruh wilayah islam, sehingga prinsip tersebut sulit dilaksanakan. </li>
<li>Pecahnya suhu politik dikalangan kaum muslimin dalam masalah kepemimpinan, setelah wafatnya Utsman bin Affan. Hal ini terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu: kelompok Kawarij, Kelompok Syi’ah, Kelompok Muawiyah dan Kelompok Murji’ah. </li>
</ol>
<br />
Dari peristiwa itulah, berakibat pada terjadinya perbedaan pandangan dalam menetapkan hukum islam. Sekalipun pada hakikatnya masing-masing kelompok tersebut sama salam hal memegangi pendirinya terhadap masalah politik, misalnya kelompok khawarij yang sangat membenci kelompok Syi’ah dengan menetapkan hukum-hukum dasar keagamaan yang sudah disesuaikan dengan pandangan politiknya, antara lain: <br />
<br />
a.       Hukum orang berbuat dosa besar adalah kafir. Hal ini ditujukan untuk mengkafirkan : </div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Utsman lantaran tidak mau mengikuti Abu bakar dan Umar. </li>
<li>Ali bin Abi Thalib, Muawiyah, Abu Musa dan Amr bin Ash lantaran keter;ibatan dirinya langsung ( dengan kaum Khawarij) dalam masalah Tahkim, sehingga kelompok muawiyah dianggap dlalim dan dianggap tidak mengikuti petunjuk al-Qur’an. </li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<br />
b.      Wajib hukumnya melakukan pertentangan dan ketidak patuhan terhadap pemerintahabn yang dlalim. <br />
<br />
c.       Wajib mengetahui keabsahan pemerintah yang telah dipilih dan ditetapkan oleh kaum muslimin tanpa memandang dari suku mana saja,sehingga jika pemerintahan itu jatuh kepada orang lain,maka wajib menerimanya dan jika ternyata dzalim,maka wajib di pecatdari jabatannya dan jika tidak mau di pecat, maka halal darahnya. <br />
<br />
d.      Wajib hukumnya mengamalkan semua amalan ibadah dengan nyata, karena adanya perintah Allah yang demikian, sedang perintah Allah merupakan salah satu dari rukun iman. Oleh sebab itu ,iman adalah perwujudan dari pengakuan dengan lisan dan pelaksanaan dalam perbuatan,yamg ketiga-tiganya harus ada tanpa meninggalkan salah satunya. Dari ketetapan hukum inilah, maka dalam khawarij muncul semboyan : الالله  لاحكم (Tidak ada hukum selain hukum allah) dan dari semboyan inilah, muncul semboyan Ali bin abi thallib untuk menyanggahnya, yaitu : حق يراد بها باطل كلمة / ucapan yang benar tetapi dipergunakan untuk tujuan yang salah. <br />
<br />
Kelompok syiah yang mendukung ali bin abi thalib membuat ketetapan hukum pokok dengan pandangan politiknya sebagai berikut : </div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Setelah wafatnya rosulullah amanat pemerintahan diserahkan kepada Ali dan seterusnya kepada anak-anak keturunan dari Fatimah setelah ali wafat,sebab menurut merka rosulullah telah berwasiat yang demikian. </li>
<li>Segala bentuk penafsiran al-quran wajib mendapatkan rekomendasi dari Imam-imam mereka, karena al-quran memiliki makna lahir dan makna bathin,sedang orang umum hanya mengetahui makna lahir saja. </li>
<li>Ijma’ merupakan sumber hukum islam setelah al-quran dan as-sunnah, dengan syarat imam mereka ikut serta dalam menetapkan ijma’ tersebut, sehingga tanpa keikutsertaan imam-imam mereka, maka tidak di anggap sebagai hujjah,sebab yang di maksum hanyalah imam-imam mereka. Karena hal itulah ijma’ yang di ikuti mereka memiliki kedudukan sama dengan “ahl-al bait / Ijma’ ahl-Bait”. </li>
<li>Qiyas tidak di akui oleh mereka dalam menetapkan hukum islam, karena asalnya dari akal fikiran manusia yang sudah jelas mengandung kesalahan,sedang agama tidak bisa di ambil dari akal pikiran manusia. </li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<h3>
Daftar Pustaka</h3>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kutbuddin Aibak, Metodologi Pembaruan Hukum Islam, (Yoyakarta: Pustaka Belajar, 2008), hal. 16 </div>

Fiqh makalah Pengertian dan Sebab Perbedaan Ijtihad

Pengertian Ijtihad Sumber hukum islam ketiga adalah akal pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk berusaha, berikhtiar dengan seluruh kemampuan yang ada padanya untuk memahami kaidah-kaidah hukum yang fundamental yang terdapat dalam al-qur’an, k…

Biografi dan Istinbath "Penggalian" Hukum Imam Malik

14:21:00 jayafurniture 0

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDC5oxKgOzOqTpxYfp8vVcTzIzvrUoxxF1_SnCTMGf0hYKZGK3hjqOZ4qu-2an3pm6f1YczHaUphN5rmcOOrULlfDgDi3LHOs82x_1OxFVdHPwN24gAG7xFGnRWvGKTtehFHzezEen5g5x/s1600/Biografi+imam+malik.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Biografi dan istinbath hukum imam malik" border="0" height="359" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDC5oxKgOzOqTpxYfp8vVcTzIzvrUoxxF1_SnCTMGf0hYKZGK3hjqOZ4qu-2an3pm6f1YczHaUphN5rmcOOrULlfDgDi3LHOs82x_1OxFVdHPwN24gAG7xFGnRWvGKTtehFHzezEen5g5x/s400/Biografi+imam+malik.jpg" title="Imam Malik" width="400" /></a></div>
<a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/biografi-dan-istinbath-penggalian-hukum.html" target="_blank">Biografi dan Istinbath "Penggalian" Hukum  Imam Malik-</a> Biografi dan Istinbath "Penggalian" Hukum  Imam Malik- Pada masa sekarang ini umat <b>Islam</b> dalam melakukan amaliah ibadah khususnya pada masalah <b>furu</b> sering terjadi <b>perbedaan</b>, baik itu sedikit ataupun banyak, baik tidak begitu kelihatan maupun yang jelas kelihatan, hal ini sangat berpengaruh dengan kehidupan masyarakat Islam khususnya orang awam yang belum begitu mengerti dengan permasalahan ini. Sehingga sering terjadi perselisihan antara mereka dan menganggap bahwa pendapat mereka paling benar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Oleh karena itu perlu kiranya bagi kami untuk membahas hal itu akan tetapi kami batasi dari segi salah satu imam madzhab baik dari biografi, pemikiran, cara penetapan hukum dan lain-lain, sehingga terjadi perbedaan pendapat dengan ulama madzhab lainnya. <br />
<br />
Dari begitu banyaknya para imam fiqh yang menjadi pedoman bagi para Ulama Fiqh dalam metode penetapan hukum, disini kami membahas salah satu Ulama Fiqh yaitu imam malik yang dimana dalam metode penetapan hukum islam banyak diikuti oleh Ulama Fiqh baik pada masa Imam Malik masih hidup maupun Ulama Fiqh sekarang, dari metode penetapan hukum ataupun pendapatnya, hal ini dikarenakan beliau dikenal dengn ahlul hadis dan ulama fikih terkemuka pada jamannya dan kehati-hatian dalam memutuskan suatu persoalan hukum. <br />
<br />
Untuk itu, walaupun sering terjadi perbedaan dalam pendapat baik dulu maupun sekarang, hal itu jangan menjadi salah satu sebab perpecahan umat islam akan tetapi menjadi suatu khazanah keilmuan Islam, Rasul berkata “ perbedaan pendapat dalam umatku adalah rahmat”. Pada tulisan saya kali ini akan membahas mengenai Biografi dan Istinbath Hukum Imam Malik.</div>
<div style="text-align: justify;">
Baca: <a href="http://kingilmu.blogspot.com/2012/12/maturidiyah.html" target="_blank">Biografi AL-MATURIDI</a><br />
<br />
<h3>
A. Biografi Imam Malik </h3>
Nama lengkap beliau adalah <b>Malik Bin Anas bin Malikbin Abi ‘Amar al-Asybahi al-‘Arabiy al-Yamniyyah</b>. Ibunya bernama ‘Aisyah binti Syarik al-Azdiyyah dari Kabilah al-Yamaniyyah. Beliau dilahirkan tahun 93 H / 789 M. (712 M) di Kota Madinah dan meninggal tahun 179 H/  789 M. Dalam usia 87 tahun. Kakeknya bernama Malik, yang datang ke Madinah setelah Rasulullah saw Wafat. Sedang kakeknya termasuk golongan “Tabi’in”, yang banyak meriwayatkan al-Hadits dari Umar bin Khatab, ‘Utsman Bin ‘Affan dan Thalhah, sehingga wajar jika beliau tumbuh sebagai sosok Ulama’ terkemuka dalam bidang ilmu Hadits dan Fiqh.<a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/biografi-dan-istinbath-hukum-imam-malik.html" target="_blank">[1]</a> Guru yang dianggapnya paling berpengaruh adalah Abdullah ibn Yazid ibn Hurmuz, seorang Tabi’in muda. Di antara gurunya juga adalah Nafi’, tabi’in tua dan budak dari Abdullah bin Umar.<a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/biografi-dan-istinbath-hukum-imam-malik.html" target="_blank">[2]</a><br />
<br />
Beliau dilahirkan di tengah-tengah keluarga yang kurang mampu dalam bidang material, tetapi sangat taat dalam pelaksanaan ajaran Islam dan benar-benar cinta terhadap ilmu agama Islam, khususnya bidang al-Hadits, sehingga Imam Malik sangat menguasainya dan periwayatan al-Hadist banyak diperoleh dari Nafi’ Maula Ibnu Umar yang dikenal dengan sebutan Abu Suhail (salah satu guru Imam al-Zuhri). <br />
<br />
Pada masa itu, kota Madinah merupakan pusat ilmu pengetahuan agama, kerana banyak para Tabi’in yang menerima ilmu tersebut dari para sahabat Nabi, sehingga banyak sekali para ulama’ yang berasal dari luar daerah berdatangan kesana untuk bertukar pikiran dengan para ulama’ Madinah, di samping menuntut ilmu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<h3>
Pola Pikir dan Metode Istinbath Imam Malik </h3>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Imam Malik adalah seorang Imam Mujtahid dan ahli ibadah sebagaimana imam Abu Hanifah. Karena ketekunan dan kecerdasan yang dimilikinya, beliau tumbuh dengan cepat sebagai ulama kenamaan dalam bidang Ilmu al-Hadits dan fiqh. <br />
<br />
Karena merasa memiliki kewajiban untuk membagi pengetahuan yang telah dimilikinya kepada orang lain yang membutuhkannya. Maka beliau mulai mengajar dan menulis, sehingga wujudlah kitab Muwatha’ yang menjadi rujukan pertama para ahli fiqh dan al-Hadist, bahkan tidak sedikit dari golongan muhadditsin yang mempelajarinya, sebab susunannya telah diatur sistematis menurut sistim fiqh, bahkan Imam Syafi’iy menanggapinya dengan menyatakan bahwa tidak ada satupun kitab setelah kitab Allah dimuka bumi ini yang yang lebih sah dari pada kitab Imam Malik. <br />
<br />
Namun demikian, beliau sering mengalami berbagai macam kekejaman dan keganasan yang sangat berat dari penguasa, lantaran sikapnya yang tidak mau mencabut fatwanya yang bertentangan dengan khalifah al-Manshur dari Bani Abbasiyyah di Baghdad, akibatnya beliau mendapat siksaan berat dan dihukum penjara. <br />
<br />
Imam Malik termasuk salah satu ulama’ yang sangat teguh  dalam membela kebenaran. Bahkan beliau sangat berani dalam menyampaikan apa-apa yang telah diyakini akan kebenarannya, misalnya pada suatu ketika Harun al-Rasyid memperingatkan beliau untuk tidak mengatakan sepotong Hadist tertentu, tetapi tidak dihiraukannya, lalu beliau membacakan al-Quran surat al-Baqarah ayat 159. Yang artinya: <br />
<br />
“sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa-apa yang Allah turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, maka akan dilaknat oleh Allah dan semua makhluk”. <br />
<br />
Sedang dalam masalah hukum dan fatwa, beliau sangat berhati-hati dalam membuat keputusan yang akan diambilnya. Hal ini dibuktikan dengan pernyataannya sendiri yang mengatakan bahwa  “Aku tidak pernah memberikan fatwa dan meriwayatkan suatu Hadist, selama 70 orang Ulama’ belum mau membenarkan dan mau mengakui kebenaran yang akan fatwanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
Baca juga: <a href="http://kingilmu.blogspot.com/2013/04/kedudukan-qoul-dan-manhaj-dalam-aswaja.html" target="_blank">Pengertian serta Kedudukan Qoul dan Manhaj dalam Aswaja</a><br />
<br />
<h3>
Metode Istinbath Hukum Imam Malik </h3>
Dengan melihat sikap kehati-hatian dan ketelitian Imam Malik dalam menetapkan hukum Islam, selalu berpegang teguh pada hal-hal sebagai berikut: <br />
<br />
<h4>
1.       Al-Qur’an. </h4>
Sebagaimana Imam-imam lainnya, Imam Malik menempatkan Al-Quran sebagai sumber hokum paling utama dan memanfaatkannya tanpa memberikan prasyarat apapun dalam penerapanya. <br />
<br />
<h4>
2.      Al-Sunnah. </h4>
Dalam hal ini, Imam Malik mengikuti pola  yang dilakukanya dalam berpegang teguh kepada al-Qur’an. Artinya: Jika dalil syara’ itu menghendaki adanya penta’wilan, maka yang dijadikan pegangan adalah arti ta’wil.<a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/biografi-dan-istinbath-hukum-imam-malik.html" target="_blank">[3]</a><br />
<br />
<h4>
3.      Ijma’ Ahl Madinah </h4>
Imam Malik berpandangan bahwa karena sebagian besar masyarakat Madinah merupakan keturunan langsung para sahabat dan Madinah sendiri menjadi tempat Rasulullah SAW menghabiskan sepuluh tahun terakhir hidupnya, maka praktik yang dilakukan semua masyarakat Madinah pasti diperbolehkan, jika tidak malah dianjurkan oleh Nabi SAW sendiri. Oleh karenanya Imam Malik menganggap praktek umum masyarakat Madinah sebagai bentuk Sunnah yang sangat otentik yang diriwayatkan dalam bentuk tindakan, bukan kata-kata. <br />
<br />
<h4>
4.      Fatwa sahabat </h4>
Ketentuan hukum yang telah diambil oleh sahabat besar berdasarkan pada Naql. <br />
<br />
<h4>
5.      Qiyas </h4>
Imam  Malik pernah menerapkan penalaran deduktifnya sendiri menegenai persoalan-persoalan yang tidak tercakup oleh sumber-sumber yang telah disebutkan sebelumnya. Namun demikian, ia sangat berhati-hati dalam melakukannya karena adanya subyektifitas dalam bentuk penalaran seperti itu. <br />
<br />
<h4>
6.      Istislah (Mashlahah  Mursalah) </h4>
Istislah adalah menegkalkan apa yang telah ada karena suatu hal yang belum diyakini.<a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/biografi-dan-istinbath-hukum-imam-malik.html" target="_blank">[4]</a><br />
Yang dimaksud dengan Maslahah al-Mursalah adalah maslahah yang ketentuan hukumnya dalam nash tidak ada. Para ulama bersepakat bahwa Mashlahah al-Mursalah bisa dijadikan sebagai dasar pengambilan hukum dengan memenuhi persyaratan diantaranya, pertama, Maslahah itu harus benar-benar Mashlahah yang pasti menurut penelitian, bukan hanya sekedar perkiraan sepintas kilas. Kedua, Mashlahah harus bersifat umum untuk masyarakat dan bukan hanya berlaku pada orang tertentu yang bersifat pribadi. Ketiga, Mashlahah itu harus benar-benar yang tidak bertentangan dengan ketentuan Nash atau Ijma.<a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/biografi-dan-istinbath-hukum-imam-malik.html" target="_blank">[5]</a><br />
<br />
<h4>
7.      Al-Istihsan </h4>
Menurut Imam Malik adalah menentukan hokum dengan mengambil mashlahah sebagai bagian dalil yang bersifat menyeluruh dengan maksud mengutamakan Istidlalul Mursah dari pada Qiyas, sebab mengunakan istihsan itu, tidak berarti hanya mendasarkan pada pertimbangan perasaan semata, tetapi mendasarkan pada Maqashid al-Syari’ah secara keseluruhan. <br />
<br />
<h4>
8.      Sadd al-Zara’i </h4>
Menutup jalan atau sebab yang menuju kepada hal-hal yang dilarang. Dalam hal ini Imam Malik menggunakannya sebagai salah satu dasar pengambilan hukum, sebab semua jalan atau sebab yang bisa mengakibatkan terbukanya suatu keharaman, maka sesuatu itu jika dilakukan hukumnya haram. <br />
<br />
<h4>
9.      Syar’u man Qablana </h4>
Prinsip yang dipakai oleh Imam Malik dalam menetapkan hukum adalah kaidah dan prinsip ini dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan hukum oleh Imam Malik. <br />
<br />
<h4>
10.  Istishab </h4>
Tetapnya suatu ketentuan hukum untuk masa sekarang atau yang akan datang berdasarkan atas ketentuan hukum yang sudah berlaku dan sudah ada dimasa lampau, maka sesuatu yang sudah diyakini adanya, kemudian datang keraguan atas hilangnya sesuatu yang telah diyakini adanya tersebut, maka hukumnya tetap seperti hukum pertama yaitu tetap ada. </div>
<div style="text-align: justify;">
<h3>
Karya dan Pengikut Madzhab Maliki </h3>
Imam Malik memiliki beberapa karya yang ditulis semasa waktu beliau hidup dan ada pengikut yang setia kepadanya sebagaimana berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<h4>
1.      Karya Imam Malik </h4>
Penyabaran suatu pemikiran dari seorang tokoh, dapat dilihat dari adanya dan tidaknya karya yang telah dihasilkan dengan dukugan para murid dan pendukung yang siap menyebarkan dan mengembangkannya. Sedang diantara karya Imam Malik terbesar adalah: <br />
<ol>
<li>Kitab “Al-Mudawanah al-kubra”. </li>
<li>Kitab “Al-Muwaththo” yang ditulis tahun 144 H. Atas anjuran Khalifah Ja’far al-Manshur. </li>
</ol>
<br />
Dari hasil penelitian jumlah atsar Rasulullah, sahabat dan tabi’in yang ada didalamnya adalah 1.720 buah. Dan didalam pembahasannya, ditemukan adanya dua aspek pembahasan, yaitu aspek al-Hadist. Dan aspek al-Fiqh. <br />
<br />
<h4>
1)      Aspek Al-Hadist </h4>
Dalam aspek ini, lebih disebabkan karena al-Muwatho’ banyak sekali yang mengandung al-Hadist, baik yang berasal dari Rasulullah, sahabat maupun tabi’in. Semuanya kebanyakan didapat dari sejumlah orang yang jumlahnya ,encapai 95 orang yang berasal dari Madinah kecuali empat orang, dan jumlah al-Hadist  yang diterimanya tidak banyak, bahkan ada yang hanya satu atau dua buah saja, yaitu: Abu al-Zubair dari Makkah, Humaid al-Ta’wil dari Bashrah, Ayyub al-Sahtiyaany dari Bashrah, Ibrahim bin Abi Ablah dari Syam. Atho’ bin Abdullah dari Khurasan dan Abdul Karim dari Jazirah Arab. <br />
<br />
Adapun orang-orang yang meriwayatkan al-Hadist kepada Imam Malik tersebut, ada yang berjumlah besar, seperti ibnu shihab al-Zuhry, Nafi’ dan Yahya ibn Sa’ad. Sedang mereka itu kebanyakan para sahabat yang sudah lama berdomisili di Madinah. <br />
<br />
Sedangkan sanad yang ada didalam kitab Muwatho’ itu, ada yang lengkap yang Mursal, Muttashil dan yang Muqathi’, bahkan ada yang disebut dengan istilah “Bataghat” <a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/biografi-dan-istinbath-hukum-imam-malik.html" target="_blank">[6]</a>yaitu sanad yang tidak menyebutkan dari siapa Imam Malik menerimanya. <br />
<br />
Dalam pengumpulannya, Imam Malik melakukan penyeleksian yang sangat ketat dan teliti, sehingga memakan waktu yang relatif lama dalam mewujudkan sebuah karya besar, bahkan ada yang menyatakan telah mengumpulkan sebanyak 4.000 buah al-Hadist, yang ketika beliau wafat jumlahnya tinggal 1.000 saja, sebab setiap tahunnya hadist-hadist tersebut diusahakan agar lebih sesuaiuntuk kaum muslimin dan man yang lebih mendekati kebenaran. Dalam keadaan seperti itulah, maka kedudukan Kitab Muwatho’ dikalangan Muhadditsin  setelah dilakukan penelitian, memiliki kedudukan bahwa kedudukan kitab-kitab al-Hadist yang disusun oleh Imam Bukhari-Muslim. <br />
<br />
<h4>
2)       Aspek Fiqh </h4>
Adapun yang dimaksutkan dengan istilah aspek “Fiqh” adalah karena kitab al-Muwatha’ ini disusun berdasarkan sistematika bab-bab pembahasan kitab-kitab fiqh, yaitu bab Thaharah, Shalat, Zakat, Shiam, Nikah dan seterusnya dan setiap bab dibagi lagi menjadi beberapa fasal, seperti dalam bab Shalat ditemukan adanya fasal tentang shalat jama’ah, shalat safar dan seterusnya, sehingga hadist-hadist yang ada dalam kitab al-Muwatha’ ini serupa dengan kitab-kitab fiqh. <br />
<br />
Dengan begitu, kitab-kitab karya Ulama’ bermadzhab Maliki itu adalah sebagai berikut: <br />
<ol>
<li>Al-Muwatha’ al-Sughra, Hadist koleksi Imam Malik, karya Imam Malik. </li>
<li>Al-Muwatha’ al-Kubra, Kumpulan Risalah Imam Malik oleh As’adbin al-Furat al-Naisaburi. </li>
<li>Al- Mudawwanah, kumpulan hasil diskusi As’ad dengan ibn al-Qasim, oleh As’ad Bin Firat Naisabury. </li>
<li>Al-Asadiyah, hasil revisi Shanuun dari kitab al-Mudawwanah karya As’ad, oleh Shanuun menurut Madzhab Imam Malik. </li>
</ol>
<br />
<h4>
2.      Murid Imam Malik </h4>
Kebanyakan imam-imam yang termasyhur pada zaman Imam Malik adalah murid beliau dan murid-muridnya datang dari berbagai penjuru negeri, Di antara murid-muridnya adalah: <br />
<ul>
<li>Abu Abdurrahman bin Qasim ( 745-813 M ). Beliau lahir di Mesir namun ia pindah ke Madinah dan menimba ilmu dengan Imam Malik selama lebih 20 tahun, Imam Qasim menulis sebuah buku yang mendalam tentang fiqh Madzhab yang berjudul Al-Mudawwanah, yang bahkan melampaui Al-Muwatta’ karya Imam Malik sendiri. </li>
<li>Abu Abdullah bin Wahab ( 742-819 M ). Ibn Wahab juga dari Mesir ia pindah ke Madinah untuk belajar kepada Imam malik, Ibn Wahab mempunyai keahlian mendiskusikan hokum hingga mencapai kemampuan tertentuy yang gurunya sendiri kemudian memberikan julukan Al-Mufti, yang berarti pengurai hukum Islam.<a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/biografi-dan-istinbath-hukum-imam-malik.html" target="_blank">[7]</a></li>
<li>Asyhab bin Abul Aziz </li>
<li>Asad Bin Al-Furat </li>
<li>Abdul Malik Bin Al-Masjisun </li>
<li>Abdullah Bin Abdul Hakim  </li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<h4>
3.      Pengikut Imam Malik </h4>
Saat ini pengikut-pengikut Madzhab Maliki banyak tersebar di daerah Mesir, Sudan, Afrika Utara ( Tunisia, Aljazair dan Maroko ) Afrika Barat ( Mali, Nigeria, Chad,) dan Negara-negara Arab ( Kuwait, Qatar, Bahrain ). </div>
<div style="text-align: justify;">
<h3>
Perkembangan Madzhab Maliki </h3>
Pada awalnya, madzhab Imam Malik timbul dan berkembang di kota Madianah sebagai tempat kelahiran yang sekaligus tempat domisi Imam Malik, kemudian berkembang di negara Hijaz dan Mesir, sekalipun di Mesir sempat mengalami kesurutan akibat berkembangnya madzhab Syafi’i. Sekalipun demikian pada masa pemerintahan dipegang oleh al-Ayyubi, sebagai pengikut madzhab Maliki, mengalami kemajuan kembali. <br />
<br />
Selanjutnya, dimasa pemerintahan dipegang Hisyam Ibn Abdurrahman yang bermadzhab Maliki, yang mendapatkan kedudukan tinggi dengan menjabat sebagai seorang Hakim negara, sehingga memberi dampak madzhab Maliki bertambah subur dan berkembang sangat pesat. Dari realitas seperti itulah, wajar jika pada permulaannya faktor kedudukan dan kekuasaan menjadi salah satu penyebab berkembang luasnya aliran madzhab Hanafi di daerah Timur dan aliran Madzhab Malik di daerah Andalusia. <br />
<br />
Adapun para sahabat dan murid Imam Malik yang sangat berjasa dalam mengembangkan madzhabnya adalah: <br />
<br />
1.      Di Mesir, antara lain: <br />
<ol>
<li>Abu Hasan Ali bin Ziayad al-Thusiy (w.183 H) sebagai pakar hukum Islam di Afrika. </li>
<li>Abu Abdillah Ziyah bin Abdurrahman al-Quthubiy (w. 193 H), pembuka Madzhab Maliki di Andalusia. </li>
<li>Isa bin Dinar al-Qurthubiy al-Andalusiy (w. 212 H) pakar hokum Islam di Andalusiy. </li>
<li>Asad bin al-Furat bin Sinan al-Tunisy (145-213 H). </li>
<li>Yahya bin yahya bin Kathir al-Laithiy (w. 234 H), penyeber Madzhab Maliki di Andalusi. </li>
<li>Abul Malik bin Hubaib bin Sulaiman al-Sulami (w. 238 H). </li>
<li>Sahnun Abdus Salam bin Sa’id al-Tanukhi, (w. 240 H), penyusun kitab pegangan para ulama’ Madzhab Maliki. </li>
</ol>
<br />
2.      Di Hijaz dan Irak, diantaranya adalah: <br />
<ol>
<li>Abu Marwan Abadul Malik bin Abiu Salamah al-Majishun (w.212 H). </li>
<li>Ahamad bin Mu’adl-dlal bin Ghailan al-‘Abdiy. </li>
<li>Abu Ishak Isma’il bin Ishak (w.282 H). </li>
</ol>
<br />
Sedang para pengikut diadab ke-lima dan ke-enam hijriyyah diantaranya adalah Abdul Wahid al-baji, Abdul Hasan, Al-Lakhamiy, Ibnu Rusyd al-Kabir, Ibnu-Rusyd al-Hafidh dan Ibnu al-‘Araiy, kemudian disusul dengan adanya Abu Qasim al-Jizziy (w 741 H) pengarang kitab “ al-Qawanin al-Fiqhiyyah Fi Talkhishi Madzhabi al-Malikiy” dan Sayyid Khalil (w 11 767 H) dan al-Adawiy (1189 H) dan masih banyak yang lain, diantaranya adalah ‘Utsman bin al-Hakam al-Juzami, Abdurrahman Ibn Khalid Ibn Yazid Ibn Yahya, Abdurrahman ibn al-Qasim, Asyhab ibn Abdul’Aziz, Ibn Abdul Hakam, Haris ibn Miskin dan orang-orang yang semasa dengan mereka. <br />
<br />
Oleh sebab itulah, maka dalam perkembangan selanjutnya Madzhab Maliki sebagaimana keterangan diatas yang mana lahir di Madinah dan tersiar di Hijaz kemudian dianut oleh para Ulama dan penduduk Maghribi dan Andulisia, yang pada umumnya gaya hidup mereka tidak semaju gaya hidup orang-orang di Irak  , sehingga gaya hidup mereka jika dilihat dari sisi ini akan condong pada gaya hidup penduduk Hijaz,<a href="http://kingilmu.blogspot.com/2015/07/biografi-dan-istinbath-hukum-imam-malik.html" target="_blank">[8]</a> sekalipun demikian, madzhab Maliki ini sampai sekarang masih saja tetap menjadi  madzhab kaum muslimin hampir di seluruh Negara, bahkan Madzhab Maliki sampai sekarang masih diikuti sebagian besar kaum muslimin di Maroko, Algers, Tunisia, Lybia dan Mesir. Begitu juga di Irak Palestina, Hijaz dan lain-lain disekitar Jazirah Arabia, sekalipun pengikutnya tidak seberapa banyak, diantaranya secara keseluruhan kira-kira mendekati jumlah empat sampai lima juta pengikut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<h3>
Penutup</h3>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Imam Mailiki merupakan bagian dari empat madzhab fiqh, Beliau termasuk kelompok ulama ahli Ra’yu yang mahir dalam bidang fiqh, dalam Ilmu Fiqh beliau belajar kepada ulama ahli fiqh terkenal yaitu ‘Rabi’ah’, serta beliau juga belajar bidang Ilmu fiqh kepada Abdurrahman Bin Hurmuz selama 7 tahun, sehingga semua metode pembentukan hokum bagi madzhabnya, banyak dipengaruhi oleh pola fikir Abdurrahman Bin Hurmuzt tersebut. <br />
<br />
Metode Istidlal Imam malik dalam menetapkan hukum Islam mengunakan sikap kehati-hatian dan ketelitian dan Imam malik selalu berpegang teguh pada hal-hal berikut: <br />
<ol>
<li>Al-Quran </li>
<li>Al-Sunnah </li>
<li>Ijma’ Ahl Madinah </li>
<li>Fatwa sahabat </li>
<li>Qiyas </li>
<li>Al Mashlahah al Mursalah </li>
<li>Al-Istihsan </li>
<li>Sadd al-Zara’i </li>
<li>Syar’u man Qablana </li>
<li>Istishhab </li>
</ol>
<br />
Dalam perkembangan selanjutnya Madzhab Maliki sebagaimana keterangan di atas yang mana lahir di Madinah dan tersiar di Hijaz kemudian dianut oleh para Ulama dan penduduk Maghribi dan Andulisia dan hingga sekarang masih banyak yang menganut madzhab beliau. <br />
<br />
<br />
<h3>
DAFTAR PUSTAKA </h3>
</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Bilal Philips, Abu Ameenah,  Asal-usul dan Perkembangan Fiqh: Analisis Historis atas madzhab Doktrin dan Kontribusi. Bandung: Nusamedia, 2005. </li>
<li>Ma’shum Zein, Muhammad,  Arus Pemikiran Empat Madzhab: Studi Analisis Istinbhath Para fuqoha’ . Jombang: Darul Hikmah, 2008. </li>
<li>Sopyan, Yayan,  Tarikh Tasyri’: Sejarah Pembentukan Hukum Islam. Depok: Gramatha Publishing, 2010. </li>
<li>Suyatno, Dasar-Dasar Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqh. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011. </li>
<li>Syurbasi, Ahmad,  Sejarah dan Biografi Empat Imam Madzhab: Hanafi-Maliki-Syafi’i-Hambali. Jakarta: Amzah,2013. </li>
<li>http://luckysetiania.blogspot.com/2012/01/imam-malik.html </li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
__________________________________________________________________________________ </div>
<ol>
<li>Muhammad Ma’shum Zein, Arus Pemikiran Empat Madzhab: Studi Analisis Istinbhath Para fuqoha’ ( Jombang: Darul Hikmah, 2008), hal: 141 </li>
<li>Yayan Sopyan, Tarikh Tasyri’: Sejarah Pembentukan Hukum Islam, (Depok: Gramatha Publishing, 2010), Hal: 121 </li>
<li>Ibid, hal: 145 </li>
<li>Suyatno, Dasar-Dasar Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqh, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), Hal: 54. </li>
<li>http://luckysetiania.blogspot.com/2012/01/imam-malik.html, Diakses tgl 8/3/15 jam 12.28. </li>
<li>Ibid, hal 153 </li>
<li>Abu Ameenah Bilal Philips, Asal-usul dan Perkembangan Fiqh: Analisis Historis atas madzhab Doktrin dan Kontribusi, (Bandung: Nusamedia, 2005), Hlm: 100. </li>
<li>Ibid, Hal: 157 </li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>

biografi Hukum makalah Biografi dan Istinbath "Penggalian" Hukum Imam Malik

Biografi dan Istinbath "Penggalian" Hukum Imam Malik- Biografi dan Istinbath "Penggalian" Hukum Imam Malik- Pada masa sekarang ini umat Islam dalam melakukan amaliah ibadah khususnya pada masalah furu sering terjadi perbedaan, baik itu sedikit ata…